Membumikan Pancasila Bagi Generasi Milenial

KolomMembumikan Pancasila Bagi Generasi Milenial

Menurut survey terbaru dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) bahwa jumlah masyarakat yang ingin mengganti Pancasila sebagai ideologi terus mengalami peningkatan, utamanya di kalangan milenial yang mencapai presentase di atas 10 persen.

Melihat fenomena yang ada, tentu menjadi preseden buruk bagi keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila selama lebih dari 70 tahun mampu mempersatukan masyarakat yang berbeda ras, suku maupun agama. Ketika Pancasila akan diganti dengan ideologi lain, relakah kita sebagai warga negara melihat Indonesia yang kita cintai menjadi tercerai berai dan penuh dengan konflik?

Contoh-contoh negara gagal yang terjadi di Timur-Tengah merupakan kurangnya pemahaman inti dari pentingnya dasar negara. Ideologi yang bersumber pada satu agama, nyatanya tidak mampu menyatukan warganya, bahkan cenderung memecah belah, karena saling berebut klaim kebenaran. Sudah seyogyanya kelompok nasionalis dan agamis berjalan beriringan. Indonesia sendiri sudah kenyang pengalaman ketika pada sidang BPUPKI bagaimana kelompok nasionalis dan agamis saling beradu otot untuk membuat ideologi yang dapat menjembatani ideologi kelompok nasionalis dan agamis.

Pancasila akhirnya menjadi pilihan terbaik seluruh elemen bangsa. Ini anugerah Tuhan tiada tara bagi negeri ini. Namun sayangnya kaum milenial banyak yang tidak tahu perihal sejarah dan keistimewaan Pancasila. Bahkan di antara mereka justru terkecoh dengan ideologi transnasional yang menentang Pancasila.

Dalam hal ini diperlukan pengenalan Pancasila bagi kaum milenial. Membumikan nilai-nilai Pancasila dapat di­lakukan dengan mengaplikasi­kan sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dengan tindakan nyata. Kalau tidak diaplikasikan dalam kehidup­an sehari-hari, maka tidak akan pernah menjadi tindakan nya­ta. Kalau ada orang menyebarkan hoaks, sentimen, provokasi itu artinya tidak mendalami ke­cintaan pada Tuhan. Jadi ketika agama tidak diinternalisasikan da­lam diri atau menjadi inspirasi, maka tidak akan membebas­kan manusia dari kerakusan.

Baca Juga  Daging Kurban Diawetkan Menjadi Makanan Kaleng, Bid’ah?

Walhasil, Pancasila adalah kesepakatan bersama para pendiri bangsa. Oleh karena itu, sebagai generasi muda sudah seyogyanya membumikan Pancasila di era millennial ini. Yaitu memelihara persatuan, bukan perpecahan dan konflik seperti, nasehat ulama kharismatik asal Rembang KH Musthofa Bisri bahwa Indonesia adalah rumah bersama dan menjaga rumah adalah suatu kewajiban, tidak masuk akal jika ada orang yang merusak rumahnya sendiri.

Oleh: Fakhri Fajar R

Artikel Populer
Artikel Terkait