Kyai Musikan Baihaqi: Pejuang NU Jember (Bagian 2)

KolomKyai Musikan Baihaqi: Pejuang NU Jember (Bagian 2)

Di masa Revolusi Kemerdekaan, Kyai Musikan berada dalam barisan sabilillah di bawah komando Kyai As’ad Syamsul Arifin. Beliau ikut bergerilya di front-front perang terdepan. Mulai dari Sumberwringin, lalu ke Kalisat, terus ke Sempolan, dan berakhir di Garahan. Wilayah gerilya itu terus meluas sampai kawasan Curah Ledok, Kalibaru, terus ke timur sampai Songgon, Banyuwangi. Modal beliau bukan ilmu strategi dan taktik militer modern ala eks-tentara KNIL atau PETA.

Kyai Musikan memakai ilmu pesantren Nusantara. Beliau mengamalkan hampir semua hizib, seperti Hizbun Nashar dan Hizbul Bahar. Semua pejuang yang berada di barisan beliau, tak lupa juga diberi ijazah beberapa amalan dan doa keselamatan. Menurut riwayat, beberapa kali beliau selamat dari terjangan peluru penjajah. Di antara anggota pasukan Kyai Musikan yang paling terkenal adalah Pura, seorang pahlawan lokal asal Pakusari, Jember, yang gugur di masa Agresi Militer Belanda ke-2.

Setelah perang usai, beliau kembali menjalankan rutinitas mendidik santri. Beliau tidak bersedia didaftarkan sebagai veteran perang, karena khawatir keikhlasan perjuangan luntur oleh pamrih tanda jasa dan uang pensiunan. Lalu apakah beliau berhenti berjuang? Tentu saja tidak. Beliau tetap berjuang lewat dua jalur. Pertama, lewat pendidikan pesantren. Kedua, lewat NU. Di pesantren beliau fokus membenahi ibadah dan akhlaq santri. Di NU beliau menggerakkan pemberdayaan dan kedaulatan ummat, termasuk di bidang politik.

Baik dalam pendidikan maupun pemberdayaan, Kyai Musikan, yang tidak pernah mengenyam pendidikan modern, hanya mengandalkan ilmu-ilmu khas pesantren, khususnya Ushul Fiqh dan Fiqh. Hasilnya topcer. Bersama beberapa Kyai lain, seperti Kyai Ismail, Kyai Munawi dan Kyai Baijuri, beliau mengubah wajah masyarakat Kalisat yang asalnya “jahiliyah” menjadi islami dan santri. Pada periode ini, Kyai Musikan menikah untuk kedua kalinya, dengan sepupunya yang bernama Ummiyati Binti Basyiran.

Baca Juga  Santri Harus Merdeka dari Kekerasan Seksual

Pada Pemilu 1955, Kyai Musikan berjuang tak kenal lelah memenangkan Partai NU di Kalisat. Beliau adalah seorang juru kampanye dan penggerak massa yang mumpuni. Kyai Musikan, yang tidak fasih berbahasa Indonesia, dengan penuh percaya diri tampil di beberapa podium dengan menggunakan retorika bahasa Madura yang ceplas-ceplos tanpa tedeng aling-aling.

Jika PKI menggerakkan Lekra untuk melakukan agitasi dan propaganda di kalangan akar rumput, maka NU mengandalkan Lesbumi. Kyai Musikan turun tangan sendiri menyemarakkan kesenian Hadrah, Macopat, dan Kentrung. Beliau juga menghimpun anak-anak muda dalam seni beladiri pencak silat.

Sampai sekarang, seni Hadrah warisan zaman itu masih dilestarikan oleh keluarga dan alumni yang masih rutin dipentaskan sebulan sekali, secara bergiliran dari rumah ke rumah masing-masing alumni. Adapun Macopat dan Kentrung sudah raib digilas zaman, karena tidak ada generasi penerus yang melestarikan. Sedangkan pencak silat, sejak tahun 1980-an bergabung ke dalam barisan Pagar Nusa NU.

Lanjut ke masa menjelang huru hara 1965, Kyai Musikan memimpin NU Kalisat menghalau aksi sepihak PKI. Bahkan beliau pernah diracun oleh dedengkot PKI. Alhamdulillah Allah masih menyelamatkan nyawa beliau. Setelah peristiwa Gestapu, meskipun sudah berkali-kali didzolimi oleh PKI, Kyai Musikan tetap membuka pintu lebar-lebar dan memberikan perlindungan bagi orang2 yang “diduga” atau “dituduh” PKI dari penumpasan oleh militer.

Beliau memerintahkan barisan pelopor dan Banser untuk menjemput orang-orang malang itu dan diminta untuk berlindung di pesantren. Beliau menjaminkan diri untuk melindungi orang-orang awam yang tidak tahu menahu tentang konflik politik di pusat. Mereka sebenarnya juga tidak tahu apa itu PKI. Sebagain besar mereka adalah keluarga santri yang tercatut namanya karena bekerja di perusahaan kereta api atau menjadi buruh perkebunan.

Bersambung…

Gus Ahmad Badrus Sholihin, Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.