Mengenal Tuan Guru Bengkel: Perjalanan Pertama Menuntut Ilmu (Bagian II)

BeritaMengenal Tuan Guru Bengkel: Perjalanan Pertama Menuntut Ilmu (Bagian II)

Sebelum keberangkatan untuk pertama kalinya ke Makkah, Tuan Guru Bengkel sudah belajar agama sejak usianya 7 tahun. Adapun gurunya saat itu adalah Bapak Ramli dikenal dengan Guru Sumbawa yang mengajarkan membaca al-Qur’an dan TGH. (baca: Tuan Guru Haji) Abdul Hamid Pagutan yang mengajarnya ilmu-ilmu agama. 

Saat usia Tuan Guru Bengkel 12 tahun tepatnya pada tahun 1908, Tuan Guru Bengkel berangkat ke Makkah melalui Labuhan Haji Lombok Timur bersama kedua orang tua angkatnya. Inilah awal pertama kali Tuan Guru Bengkel menetap di kota Makkah. 

Saat di Makkah, Tuan Guru Bengkel belajar/mengaji pada ulama’-ulama’ yang juga berasal dari Indonesia bahkan dari Lombok dan Sumbawa. Adapun guru-gurunya dalam bidang al-Qur’an, antara lain: TGH. Amin Ampenan, TGH. M. Arsyad, dan Syaikh Misbah Banten. Selain itu, Tuan Guru Bengkel juga belajar ilmu-ilmu agama Islam.

Adapun guru-gurunya, antara lain: TGH.Umar Sumbawa, TGH. Umar Kelayu (Lombok Timur), TGH. Mali (Lombok Timur), KH. Usman Serawak, KH. Mukhtar Bogor, KH. Akhyar Jakarta, KH. Salim Cianjur, TGH. Abdul Ghani Jemberana (Bali), TGH. Abdurrahman Jemberana (Bali), TGH. Usman Pontianak (Kalimantan), TGH. Asy’ari Sekarbela (Lombok), TGH. Yahya Jerowaru (Lombok), dan Syaikh Zainuddin Sumbawa. 

Tuan Guru Bengkel juga belajar ilmu keislaman pada ulama’-ulama’ yang berasal dari berbagai negara lainnya, antara lain: Syaikh Ali Umairah al-Fayumi, Syaikh Saʻȋd al-Yamanȋ, Syaikh Hasan bin Saʻȋd al-Yamanȋ, Syaikh Shaleh Bafadlal al-Yamanȋ, Syaikh ʻȂlȋ Maliki al-Makki, Syaikh Ḥamdan al-Maghribȋ, Syaikh Abdus Sattar al-Hindȋ, Syaikh Saʻȋd al-Ḥadlrawȋ al-Makki, Syaikh Ḥasan al-Ghastanȋ al-Makki, Syaikh Yȗsuf al-Nabḥânȋ, dan Syaikh Zain Serawak.

Pada tahun 1916, Tuan Guru Bengkel pulang ke Lombok. Saat itu, Tuan Guru Bengkel berusia 21 tahun. Sebab kepulangannya adalah karena terjadi konflik ideologi dan politik saat itu di Makkah antara Raja Syarif Husein yang beraliran Sunni dan Keluarga Abdul Aziz Ibnu Sa’ud. Terhitung sejak kepulangannya ini, Tuan Guru Bengkel telah menetap dan menuntut ilmu di Makkah selama kurang lebih 9 tahun. Bersambung…

Baca Juga  Gus Mus: Nahi Munkar Harus Dilakukan Dengan Cara Ma’ruf

Helmy Hidayatullah, S.Th.I, MA, Alumni Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA)

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.