Mengenang Sang Martir Jenderal Qassem Soleimani

KolomMengenang Sang Martir Jenderal Qassem Soleimani

Wa laa tahsabannalladziina qutiluu fii sabiilillaahi amwaataa, bal ahyaaa`un ‘inda robbihim yurzaquun.

Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup, di sisi Tuhannya mendapat rezeki.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 169)

Syahid Jenderal Qassem Soleimani adalah sosok yang menghabiskan usia berharganya untuk merealisasikan perdamaian dunia, menjaga kaum lemah yang terzalimi di kawasan dan berdiri di barisan pertama melawan terorisme, gerakan-gerakan takfiri dan Daesh (ISIS).

Kesyahidan pribadi seperti ini yang jutaan orang di negara-negara kawasan menyebut kebebasan mereka berhutang budi kepadanya, menyingkap tirai klaim dusta Amerika Serikat dalam memerangi ekstremisme dan membuktikan bahwa AS adalah bentuk nyata terorisme negara dan pendukung utama kelompok-kelompok teroris.

Sangat disayangkan sekali bahwa sisi spiritual, mistik, jiwa lembut, persahabatan, dan akhlak syahid Qassem Soleimani tidak banyak dikenal masyarakat sebagaimana mestinya. Dikarenakan kecakapan panglima besar ini di medan perang dan gambaran media-media tentang keberaniannya di berbagai medan tempur, sisi mistik dan spiritualnya terbayangi.

Syahid Jenderal Qassem Soleimani adalah sosok gentleman, arif, abid, dan mujahid tidak kenal lelah yang menghabiskan 40 tahun lebih dari usianya dengan memikul berbagai kesulitan di gurun, lembah, dan gunung untuk mujahadah di jalan Allah, membela dunia Islam, membela kaum tertindas dan mazlum di kawasan, dan pada saat yang sama melakukan tazkiyah nafs serta persiapan bertemu sang Kekasih.

Jenderal Qassem Soleimani adalah seorang pemberani yang di medan perang bahkan namanya saja sudah cukup membuat musuh paling kuat dengan persenjataan lengkap, menjadi takut dan gemetar.

Haj Qassem Soleimani, begitu ia dipanggil, saat sedang shalat seperti seorang hamba lemah yang merintih di haribaan-Nya. Allah swt berikan kepadanya pahala kemuliaan dan kecintaan sehingga dunia tunduk di hadapannya dan memujinya.

Baca Juga  Jiwa itu Dipelihara, Bukan Dibom

Syahid Hajj Qassem Soleimani adalah pengatur taktik dan strategi menghadapi rezim penguasa Amerika dan Israil yang mampu memimpin pasukan menghadapi ISIS dan kelompok-kelompok teroris dalam kesempurnaan akhlak dan adab Islam. Ia mampu mengembalikan keamanan kawasan Irak dan Suriah dengan mengalahkan kelompok-kelompok ciptaan AS sehingga rakyat di kawasan tersebut memujanya.

Di antara kelebihan Syahid Qassem Soleimani yang menonjol adalah khidmat kemanusiaannya tanpa mengenal batas. Rekan-rekan seperjuangannya juga sama sepertinya, mengorbankan kehidupan mereka demi kemerdekaan kaum tertindas dari bangsa, agama, kaum dan kabilah manapun. Ia adalah sebuah gerakan, pemikiran, dan perlawanan revolusioner yang tidak akan pernah redup. Ia sama seperti resistensi Islam yang hidup dan darahnya yang telah ditumpahkan akan menyuntikkan energi baru ke jiwa resistensi.

Darah syahid Qassem Soleimani ini membuktikan bahwa klaim negosiasi dari pihak pemegang senjata adalah tanpa dasar dan resistensi merupakan satu-satunya jalan mengalahkan sistem dominasi hari ini. Jiwa resistensi telah menjelma menjadi sebuah keyakinan yang dalam di hati bangsa-bangsa penuntut kemerdekaan, sedangkan rasa benci dan jijik terhadap AS, Israel, dan perbuatan-perbuatan keji mereka akan mengokohkan jiwa perlawanan ini. Darah Haj Jenderal Qassem Soleimani telah menyingkap wajah asli negara teroris terbesar di dunia dan menyingkap aib mereka. Yakinilah bahwa darah orang-orang suci tidak akan pernah mengalir sia-sia begitu saja.

Oleh: Mehrdad Rakhshandeh, Ph.D (Konselor Kebudayaan Iran di Indonesia)

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.