Santri, Pilar Penangkal Radikalisme

BeritaSantri, Pilar Penangkal Radikalisme

ISLAMRAMAH.CO, Momentum hari Santri Nasional yang akan jatuh pada tanggal 22 Oktober ini menandakan eksistensi santri sebagai pilar penangkal gerakan radikalisme di Indonesia. Keberadaan santri sejak dulu hingga saat ini tak pernah surut dalam mendakwahkan ajaran-ajaran Islam yang moderat, yakni Islam yang tidak ekstrem kiri maupun ekstrem kanan. Santri membawa peradaban bangsa Indonesia yang terdiri dari masyarakat yang multikultural bisa hidup damai dan guyup rukun antar satu kelompok dengan kelompok lain.

Sebagai generasi muda bangsa yang relijius dan nasionalis, masa depan perdamaian Indonesia, salah satunya berada di pundak santri. Karena itu, menurut pengasuh pondok pesantren Motivasi Indonesia Bekasi, KH Nurul Huda, santri merupakan masa depan perdamaian Indonesia. “Sebagai kelompok yang identik dengan pesantren, santri merupakan salah satu kelompok keagamaan dengan selalu membawa Islam sebagai agama perdamaian,” katanya, Sabtu (19/10).

KH Nurul Huda menyoroti maraknya gerakan dan paham radikalisme yang berkembang mutakhir, terutama yang tumbuh subur di media sosial. Santri diharapkan tetap menjadi penangkal gerakan radikal baik di ranah dunia nyata, maupun di dunia maya. “(Sebab) Paham radikalisme akhir-akhir ini sudah sangat subur menyebar melalui jalur media sosial,” katanya.

Ia juga mengingatkan bahwa berdakwah tidak hanya di dunia nyata, tetapi juga penting dikembangkan di media sosial. Sebab, media sosial menjadi bagian dari cara hidup masyarakat saat ini. “Dakwah lewat mimbar keagamaan atau katakanlah ceramah secara langsung itu memang perlu dan harus terus dipertahankan, tapi santri saat ini harus memperlebar ruang dakwah dengan masuk ke jalur media sosial,” paparnya.

KH Nurul Huda meyakini, apabila santri bisa menguasai dakwah di media sosial, maka lambat laut gerakan radikal akan surut dengan sendirinya. “Nah, kalau yang demikian itu sudah bisa dilakukan oleh santri sekarang, saya jamin paham radikalisme yang tersebar di media sosial sehingga mempengaruhi pemikiran masyarakat di dunia nyata itu akan terkikis habis,” pungkasnya.

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.