Terlalu Naif Merusak Indonesia Atas Nama Agama

BeritaTerlalu Naif Merusak Indonesia Atas Nama Agama

ISLAMRAMAH.CO, Indonesia adalah negara islami karena dibangun oleh para ulama dan dengan sistem dan nilai-nilai yang sesuai ajaran-ajaran Islam. Tidak ada aturan dasar dalam negara Indonesia seperti Pancasila, UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika yang bertentangan dengan ajaran Islam. Meskipun dasar negara Indonesia bukanlah islam, tidak berarti negara Indonesia tidak islami, justru melalui kesepakatan di antara keberagaman lah Indonesia menjadi negara yang mengamalkan ajaran-ajaran Islam.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Marsudi Syuhud mengungkapkan hal itu di Jakarta, Kamis (3/10). Menurutnya, Allah SWT telah menciptakan Indonesia sebagai “surga” kedua untuk dihuni manusia dengan damai dan rahmat bagi sekalian alam. Apabila ada pihk tertentu yang ingin merusakan Indonesi, menghancurkan keberagaman menjadi keseragaman, maka hal itu terlalu naif karena justru bertentangan dengan ajaran Islam yang mengajarkan persatuan dan kesatuan.

Menurut Kiai Marsudi, pihak-pihak yang menolak sistem negara Indonesia lebih kea rah politik semata. “Sehingga Indonesia terlalu cantik untuk dirusak dengan mengatasnamakan agama dan juga sebaliknya mengatasnamakan kekuasaan tak berperi,” ungkapnya.

Kiai Marsudi menekankan bahwa kewajiban masyarakat Indonesia adalah menjaga kerukunan Indonesia. Meskipun beragam keyakinan dan kepercayaan ada di Indonesia, namun yang lebih penting dari itu semua adalah persaudaraan dan persatuan Indonesia. “Karena kewajiban kita semua sesungguhnya adalah menjaga arsitektur moderat yang telah diwariskan oleh para pendiri Indonesia,” tegasnya.

Gerakan-gerakan mengatasnamakan agama yang menolak sistem dan dasar negara Indonesia, menurut Kiai Marsud berasal dari gerakan transnasional. Sementara ulama-ulama Indonesia yang asli tidak mungkin menolak Pancasila, karena dasar negara Indonesia sendiri adalah hasil ijtihad para ulama. “Sesungguhnya radikal itu “bonus”. Paham khilafah sejatinya gerakan transnasional yang bersifat komunistis utopis. Pintu masuknya adalah Islam kaffah menurut tafsir sepihak versi mereka,” pungkasnya. 

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.