Gus Mis: Pancasila Adalah ‘Surga’ Kebhinekaan

BeritaGus Mis: Pancasila Adalah ‘Surga’ Kebhinekaan

ISLAMRAMAH.CO, Indonesia sebagai negara berpenduduk multi-etnik, ras, suku, bahkan agama, mengundang decak kagum para peneliti Indonesia. Meskipun hidup dalam keberagaman yang luar biasa, namun secara umum, masyarakat Indonesia bisa hidup rukun berdampingan, satu sama lain saling menghormati dan menghargai. Hal ini tentu berbeda dengan sejumlah negara yang meskipun terdiri dari satu suku, etnik, bahasa dan agama yang sama, namun tidak menjamin perdamaian sebagaimana terjadi di Indonesia terwujud di negara-negara tersebut.

Dalam rangka mensyukuri keberagaman Indonesia, Cendekiawan Muda Nadhlatul Ulama (NU), Zuhairi Misrawi atau yang akrab dipanggil Gus Mis mengajak masyarakat untuk senantiasa menjaga kerukunan di antara sesame. Menurutnya, Indonesia yang damai dan indah dalam perbedaan ini tidak lepas dari salah satu upaya ormas Islam progresif yang mencanangkan Indonesia sebagai negara damai (darussalam), dan bukan negara Islam (darul islam). Menurut Gus Mis, NU sebagai organisasi sosial masyarakat keagamaan terbesar di Indonesia, bahkan di dunia sudah memikirkan konsep negara sejak sebelum Indonesia merdeka. Berbekal pertanyaan dari Bung Karno, Bapak Proklamator Indonesia, NU merumuskan konsep darussalam tersebut.

“Hasilnya adalah para ulama mengatakan, 10 tahun sebelum merdeka, bahwa Indonesia nanti kalau merdeka, kita jadikan Indonesia sebagai Darussalam, yang berarti negeri yang damai. Bukan negara Islam,” terang Gus Mis.

Cendekiawan yang merampungkan studinya di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir tersebut menjelaskan Indonesia sebagai negara consensus bersama, diikat oleh persatuan dalam bingkai Pancasila sebagai kalimatun sawa (titik temu). Sehingga Indonesia adalah rumah bersama bagi kelompok apapun, walaupun dari latar belakang berbeda, karena semua mempunyai tujuan sama yaitu Indonesia maju. “Jadi Pancasila adalah Darussalam, Pancasila adalah ‘surga’ bagi kebhinekaan, membangun persaudaraan,” ujar Gus Mis.

Baca Juga  Prof Quraish Shihab: Sikap Moderat Tampung Semua Perbedaan

Gus Mis menambahkan, ikhtiar mempertahankan eksistensi Indonesia adalah kewajiban semua pihak. Sebagai umat Islam, mempertahankan Indonesia adalah suatu kewajiban yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Hal ini seperti yang dicontohkan Mahaguru Ulama Nusantara, Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari yang mencetuskan adagium, Hubbul wathon minal iman, yakni mencintai tanah air adalah manifestasi dari keimanan. “Jangan khawatir, jangan mundur selangkah, karena yang kita perjuangkan adalah memperjuangkan surga, memperjuangkan Islam, yaitu tegaknya nilai-nilai Pancasila di Indonesia ini,” tegas ketua Moderate Muslim Society Jakarta tersebut.

Artikel Populer
Artikel Terkait

1 KOMENTAR

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.