Agama Adalah Sumber Kasih dan Persaudaraan

BeritaAgama Adalah Sumber Kasih dan Persaudaraan

ISLAMRAMAH.CO, Agama merupakan pedoman hidup (irsyad al-hayah) bagi setiap manusia di muka bumi ini. Islam sebagai agama yang memiliki visi menebar rahmat bagi seluruh makhluk di alam semesta (rahmatan lil ‘alamin) menekankan pentingnya persaudaraan yang Islami (ukhuwah islamiyah), yaitu persaudaraan yang dibangun atas dasar cinta, welas asih dan kemanusiaan. Agama Islam adalah sumber persaudaraan sejati yang di dalamnya dibangun atas landasan cinta dan kasih.

Menurut Haidar Bagir, intelektual Muslim dan penulis buku-buku tentang tasawuf, agama sebagai sumber kasih kerapkali diselewengkan untuk kepentingan politik jangka pendek. Sebagian pihak bahkan menggunakan agama untuk menebarkan kebencian kepada kelompok lain. Padahal, menurutnya agama adalah sember kasih di persaudaraan hakiki. Haedar mengajak masyarakat untuk beragama dengan cinta.

“Agama bagi sebagian (cukup banyak) kita telah jadi sarana pengerasan identitas politik dan kelompok, yang melahirkan eksklusivisme dan konflik dengan liyan (yang lain-red). Bahkan kebencian. Padahal sesungguhnya agama adalah sumber kasih, persaudaraan, toleransi, dan kedamaian. Mari beragama dengan rasa cinta,” tulisan Haedar Bagir dalamakun twitternya @Haidar_Bagir

Haedar juga menambahkan, bahwa orang-orang yang beriman dengan benar termasuk beruntung karena telah menebarkan agama dengan cara-cara yang benar. Orang-orang beriman menurutnya adalah mereka yang tanpa lelah menyampaikan kebenaran dengan jalan perdamaian dan kebaikan. Mereka telah menampilkan agama dengan keindahan sehingga agama membawa kebahagiaan bagi orang, bukan justru melahirkna malapetaka.

“Berbahagialah orang yang beriman. Mereka sudah sampai, sedikitnya ke salah satu tonggak dalam perjalanan menuju Tuhan. Betapa pun masih jauh. Tapi hendaknya imannya tidak saja menjadikannya taat kepada syariah – sebagai cara yang diajarkan Tuhan sendiri untuk mendekat kepada-Nya – melainkan, pada saat yang sama, menjalani agama dengan hidup senantiasa dalam kebaikan, setia pada dan tak pernah berhenti mencari kebenaran, dan penuh rasa keindahan. Dengan demikian, keimanannya bermanfaat bagi kebahagiaan hidupnya sendiri, dan bagi sesama makhluk Tuhan yang lainnya,” pungkasnya.

Artikel Populer
Artikel Terkait

1 KOMENTAR

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.