Gus Mus: Halalbihalal Tradisi Islam Nusantara

BeritaGus Mus: Halalbihalal Tradisi Islam Nusantara

ISLAMRAMAH.CO, Tradisi halalbihalal hanya ada di Indonesia. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Kiai Besar asal Jawa Timur, Kiai Wahab Chasbullah tatkala Bung Karno meminta pendapatnya untuk menyelesaikan masalah-malasah politik di antara elite nasional. Kiai Wahab mengusulkan kepada Bung Karno untuk rekonsiliasi akbar antar elite politik pasca idul fitri. Istilah itu kemudian disebut oleh Kiai Wahab dengan halalbihalal.

Selaras dengan itu, Kiai Ahmad Mutofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus menjelaskan bahwa halalbihalal tidak mungkin ditemukan di negara lain, kecuali Indonesia. Menurut Gus Mus, halalbihalal adalah tradisi saling meminta dan memberikan maaf setelah menunaikan ibadah puasa Ramadhan. Istilah halalbihalal adalah produk asli ulama Nusantara.

“Aku jamin Anda tidak akan bisa menemukan entri ‘halalbihalal’ itu di kamus-kamus bahasa Arab. Tapi cobalah buka KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia-red), anda akan menemukan entri ‘halalbihalal’ (bukan ‘halal bi halal’) itu dengan makna: ‘hal maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan….’ Halalalbihalal adalah tradisi khas Nusantara,” ujar Gus Mus dalam akun instagramnya (26/6)

Gus Mus juga menambahkan, bahwa halalbihalal adalah tradisi Islam Nusantara yang tidak ada dalam tradisi Islam di negara lain. Bagi pihak-pihak yang belum memahami Islam Nusantara, halalbihalal adalah contoh apa itu Islam Nusantara. Islam khas Nusantara adalah tradisi budaya khas masyarakat Nusantara yang toleran, terbuka dan moderat.

“Kalau ada yang masih bingung dengan istilah ‘Islam Nusantara’, tradisi halalbihalal ini, insya Allah bisa dijadikan contoh untuk menghilangkan kebingungannya. Ini contoh ekspresi keberagamaan Islam khas Nusantara. Dan ini indah sekali,” pungkasnya.

Artikel Populer
Artikel Terkait

2 KOMENTAR

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.