Gus Muwafiq: Nabi Tidak Mudah Mengafirkan Orang Lain

BeritaGus Muwafiq: Nabi Tidak Mudah Mengafirkan Orang Lain

ISLAMRAMAH.CO, Nabi Muhammad Saw merupakan pribadi yang tidak mudah melihat perbedaan sebagai ancaman. Di usia muda, Nabi bahkan mempersatukan ummat yang terdiri dari berbagai suku, bangsa, bahkan agama. Spirit persatuan menjadi nilai yang senantiasa ditekankan Nabi kepada ummat. Sebab, keragaman adalah keniscayaan dan kehendak Allah Swt yang harus disyukuri dengan cara menjaga keragaman itu dengan guyup rukun dan masing-masing saling memahami dan saling memberikan rasa aman.

Menurut KH Ahmad Muwafiq atau akrab disapa Gus Muwafiq, sikap toleransi Nabi tecermin dari kepribadiannya yang tidak mudah mengafirkan orang atau kelompok lain. Bahkan kepada umat agama lain pun (Yahudi dan Nasrani) Nabi menjuluki mereka sebagai ahli kitab. Menurut Gus Muwafiq, orang yang kerap mengafirkan pihak lain justru bukanlah umat Nabi Muhammad Saw.

“Rasulullah tidak mudah mengafirkan orang lain. Kelompok yang mudah mengafirkan dan menyesatkan kelompok lain bukanah umat Nabi. Karena orang Yahudi dan Nasrani masih disebut ahli kitab. Ini teori sosiologi dari Rasulullah,” kata Gus Muwafiq saat berkunjung ke Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Kamis (17/1).

Kiai yang ceramah-ceramahnya kerap mengandung humor itu juga mengingatkan agar tidak mudah memaksa umat Islam untuk berislam layaknya keislaman para sahabat. Pasalnya, kesalehan para sahabat adalah kesalehan tingkat tinggi. Menurutnya, cukuplah umat Islam zaman ini berpedoman dan mengikuti para ulama. “Kita ini generasinya para ulama. Makanya jangan paksakan untuk berlagak seperti sahabat. Tidak sampai akal kita,” ujarnya.

Di samping itu, Gus Muwafiq juga menambahkan bahwa kunci kesuksesan hidup di dunia dan akhirat adalah sikap kejujuran. Nabi sukses mengemban amanah sebagai utusan Allah karena sifat jujur telah terpatri dalam jiwa dan nurani Nabi. Apabila hendak mengikuti Nabi seharusnya tidak mudah menebar dan membuat hoaks. Sebab, kabar bohong sangat bertentangan dengan nilai-nilai kejujuran. “Rasulullah dalam memimpin kuncinya adalah kepercayaan. Sekarang yang katanya ikut Nabi malah suka menebar hoaks. Ini kan aneh,” tandasnya.

Artikel Populer
Artikel Terkait

1 KOMENTAR

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.