Kiai Marzuki Mustamar: Dholim Meninggalkan Kiai Karena Ustad Medsos

BeritaKiai Marzuki Mustamar: Dholim Meninggalkan Kiai Karena Ustad Medsos

ISLAMRAMAH.CO, Setiap umat Islam pasti pernah berguru kepada salah seorang ustad atau kiai atau tuan guru ketika belajar Islam pertama kali di waktu kecil. Bertahun-tahun para guru ngaji dengan ikhlas mengajarkan baca tulis al-Quran dan ilmu-ilmu Islam. Begitu halnya ketika di pesantren, seorang kiai tidak hanya mengajarkan para santri ilmu-ilmu agama, tetapi juga mendidik agar menjadi seorang Muslim yang memiliki akhlakul karimah dan menjadi pribadi yang bermoral.

Namun demikian, pada perkembangan mutakhir, di mana media sosial kian merambah ke dalam kehidupan umat Islam Indonesia, orang dengan mudah mencari guru-guru agama secara instan. Sayang seribu sayang, hanya melalui satu dua kali pertemuan di medsos, orang dengan mudah terbuai dengan untaian kata-kata seorang ustad medsos. Padahal, medsos tidak bisa menunjukkan bagaimana sebenarnya latar belakang seseorang. Bahkan ironisnya, sosok para kiai kian mulai ditinggalkan dan lebih terpesona oleh untaian retorika ustad medsos.

Menyikapi hal tersebut, Kiai Marzuki Mustamar mengingatkan agar jangan sampai lupa diri dan mencampakkan begitu saja para kiai-kiai atau ustad yang telah mendidik kita sejak kecil. Kiai adalah pihak yang paling berjasa dalam pendidikan keagamaan kita, bahkan peran kiai tidak hanya mengajarkan ilmu tetapi juga mendidik umat Islam Indonesia menjadi Muslim yang ramah dan berakhlak.

“Dholim sekali, ketika kiai atau ustad yang telah mendidik anda bertahun-tahun, kemudian anda campakkan hanya karena anda tertarik tampilan ustad tertentu sekali dua kali. Masak, kumpul bertahun-tahun dengan kiai sampai alim, hati lalu berpindah pada orang yang baru anda kenal di medsos,” jelas kiai Marzuki sebagaimana ceramahnya dalam Aswaja Sunda.

Kiai yang juga Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur itu menambahkan bahwa ustad-ustad yang bermunculan di media sosial tidak lantas langsung kita jadikan sebagai acuan dalam beragama. Hal itu karena medsos tidak bisa menjelaskan apakah seseorang itu benar-benar alim atau hanya mampu menghipnotis masyarakat melalui buaian kata-kata semata. Kita tidak tahu keseharian orang itu, apakah orang itu wara’, bagaimana akhlaknya, bagaimana tahajjudnya dan lain-lain tentang kehidupannya.

Baca Juga  Peresmian Simbolik Nama Jalan Syekh Nawawi Al-Bantani

“Orang itu tahajjudnya anda tidak tahu, akhlaknya sehari-hari anda juga tidak tahu, kealimannya anda tidak tahu. Kalau anda buang gurumu, hanya karena ustad medsos, konyol,” tandasnya.

Artikel Populer
Artikel Terkait

1 KOMENTAR

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.