Ngaji Maraqi Al-‘Ubudiyah: Menjaga Lisan Dari Perkataan Dusta (Bagian 1)

KhazanahNgaji Maraqi Al-‘Ubudiyah: Menjaga Lisan Dari Perkataan Dusta (Bagian 1)

ISLAMRAMAH.CO, Janganlah berdusta, baik dalam keadaan bercanda maupun serius. Janganlah engkau membiasakan lisanmu berdusta ketika bercanda sehingga menyebabkanmu berdusta dalam suasana serius. Berdusta termasuk sumber dosa-dosa besar. Rasulullah Saw bersabda:

“Hendaklah kalian berkata benar karena sesungguhnya perkataan yang benar menyebabkan masuk surga. Selama seseorang itu berkata benar dan mengutamakan kebenaran, ia akan ditulis di sisi Allah sebagai orang yang shiddiq (orang yang banyak kebenarannya). Dan jauhkanlah dirimu dari perkataan dusta karena sesungguhnya perkataan dusta menyebabkan perbuatan jahat. Dan sesungguhnya perbuatan jahat itu menyebabkan masuk neraka. Selama seseorang itu berdusta dan mengutamakan kedustaan maka ia akan ditulis di sisi Allah sebagai pendusta.”

Jika engkau dikenal sebagai pendusta, maka hilanglah keadilanmu, dan orang-orang tidak akan memercayaimu semua ucapanmu, bahkan meremehkan dan menghinamu. Apabila engkau ingin mengetahui keburukan dusta yang ada pada dirimu, lihatlah ketidaksukaanmu terhadap orang yang berdusta padamu, dan lihatlah bagaimana sikapmu yang memandang hina orang tersebut.

Oleh sebab itu, lakukanlah hal ini terhadap semua keburukan yang ada pada dirimu karena apa yang kau anggap buruk pada orang lain tentu orang lain juga akan menganggap sama jika hal itu ada pada dirimu. Engkau tidak pernah mengetahui kekuranganmu sendiri, tetapi mintalah orang lain untuk membeberkan semua kejelekanmu sehingga engkau bisa memperbaiki dan mengubahnya.

Ketahuilah, lisan adalah alat untuk mencapai tujuan, dan tujuan itu dapat dicapai dengan kebenaran dan kedustaan. Oleh karena itu, haram bagimu berdusta semi mencapai semua tujuan. Namun, apabila tujuan itu hanya bisa tercapai dengan kedustaan, dan tidak bisa dicapai dengan kebenaran, maka dusta dalam keadaan seperti itu hukumnya mubah bila tujuan itu wajib.

Baca Juga  Kritik untuk Membangun, Bukan Menghancurkan

Misalnya, jika seseorang muslim melarikan diri dari kejahatan orang zalim, lalu ia bersembunyi di tempatmu, kemudian engkau ditanya tentang keberadaannya, maka wajib bagimu berdusta demi menyelamatkannya.

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.