Quraish Shihab: Iblis Memfitnah dan Memecah-Belah Manusia

BeritaQuraish Shihab: Iblis Memfitnah dan Memecah-Belah Manusia

ISLAMRAMAH.CO, Dalam sejarah peradaban umat manusia, perpecahan dan konflik merupakan puncak kesuksesan Iblis memfitnah manusia sesuai dengan misi Iblis itu sendiri, yaitu memecah belah persatuan. Umat manusia yang pertama kali difitnah oleh Iblis adalah Adam dan Hawa. Iblis melalui tipu muslihatnya berhasil memisahkan Adam dan Hawa. Peristiwa itu merupakan awal kesalahan pertama umat manusia terhadap Allah Swt.

Selaras dengan hal itu, Prof Dr Quraish Shihab menjelaskan bahwa Iblis merupakan makhluk yang memecah belah dan menanamkan prasangka buruk terhadap umat manusia. Maka dari itu, setiap perilaku buruk itu sebenarnya merupakan cerminan dari sikap Iblis. “Iblis memfitnah, Iblis memecah belah, dan menanamkan prasangka buruk,” jelas Prof Dr Quraish Shihab dalam khutbah Idul Fitri 1438 H di Masjid Istiqlal, Jakarta.

Pakar tafsir terkemu asal Indonesia itu mengingatkan agar masyarakat sadar bahwa segala bentuk fitnah dan hoaks yang bertebaran dalam mutakhir ini, sejatinya merupakan sikap yang bersumber dari Iblis. Tidak hal lain yang diperjuangkan Iblis kecuali membuat umat manusia terpecah belah. “Kita hendaknya sadar akan peranan iblis dan pengikut-pengikutnya yang menyebarluaskan fitnah dan hoaks, menanamkan buruk sangka serta memecah belah persatuan dan kesatuan,” ujarnya.

Peristiwa yang pernah terjadi pada Adam dan Hawa seharusnya menjadi pembelajaran penting akan bahaya fitnah dan prasangka buruk. “Al-Quran melukiskan bahwa mempercayai ujaran Iblis mengakibatkan tanggalnya pakaian Adam dan Hawa. Pakaian adalah hiasan, pakaian juga menandai identitas dan melindungi manusia dari sengatan panas dan dingin sambil menutupi bagian yang enggan diperlihatka,” tuturnya.

Maka dari itu, untuk membentengi diri dari segala macam fitnah dan prasangka buruk, Prof Quraish menyarankan masyarakat agar meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt. Akhlakul karimah atau moralitas yang luhur merupakan bisa membentengi diri dari sikap yang memecah belah. “Kita hendaknya menenum pakaian takwa dengan nilai-nilai luhur, tegas pendiri Pusat Studi Ilmu Al-Quran itu.

Artikel Populer
Artikel Terkait

2 KOMENTAR

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.