Gus Miftah: Berbuat Baik Tak Perlu Melihat Agama

BeritaGus Miftah: Berbuat Baik Tak Perlu Melihat Agama

ISLAMRAMAH.CO, Berbuat baik terhadap orang lain merupakan bagian dari ajaran Islam. Berbuat baik tak perlu melihat agama orang lain, karena berbuat baik tidak mengenal batas-batas tertentu. Siapapun yang melakukan perbuatan baik ia pasti dimuliakan Allah Swt sebagaiman pesan dalam Al-Quran, tidak ada balasan bagi kebaikan kecuali kebaikan pula.

Menurut Gus Miftah, seorang dai yang terkenal kerap berdakwah di klub malam, berbuat baik itu tak perlu melihat status orang. Berbuat baik adalah tentang kepedulian dan kerelaan hati sehingga tak mengenal batas-batas tertentu. Ia mencontohkan dakwah Nabi Ibrahim yang ditegur oleh Allah Swt karena memilih orang tertentu untuk berbuat baik.

“Nabi Ibrahim dakwahnya menggunakan makanan. Ketika Nabi Ibrahim dakwah dengan makanan, semua orang disuruh makan. Maka kenapa Nabi Ibrahim itu gelarnya Khalilullah, Kekasih Allah. Ternyata Nabi Ibrahim itu suka ngasih makan orang,” kata Gus Miftah dalam video ceramahnya yang diunggah di NU Online (11/10).

Gus Miftah menambahkan, Nabi Ibrahim pernah mengusir orang karena orang itu tidak menyembah Allah. “Begitu ia makan, orang-orang dipanggil, sini makan. Agamamu apa? Nyembah siapa? ‘Allah’, kamu makan silahkan. Kamu nyembah siapa? ‘Allah’, ayo makan. Terakhir ada orang datang, kamu nyembah siapa? Nyembah Allah enggak? Enggak, saya tidak menyembah Allah. Nggak usah, kamu nggak boleh makan, pergi sana,” ujar Gus Miftah.

Menurut Gus Miftah, sikap Nabi Ibrahim yang mengusir orang itu kemudian mendapatkan teguran dari Allah, karena pada sejatinya setiap makhluk merupakan hamba Allah sehingga setiap manusia tidak berhak membeda-bedakan karena keyakinannya beda. “Akhirnya apa, Nabi Ibrahim ditegur oleh Allah. Ibrahim, kenapa dia kamu usir? Jelas, yang lain nyembah Engkau Tuhan, dia tidak menyembah Engkau,” tambah Gus Miftah.

Baca Juga  Gus Mus: Seorang Muslim Harus Bersikap Adil, Tidak Boleh Ekstrem

Allah Swt pun menegur Nabi Ibrahim karena sikapnya yang hitam-putih atas nama perbuatan baik itu. “Apa jawaban Tuhan terhadap Ibrahim? Ibrahim, yang baik dan yang buruk, yang nyembah Aku dan yang tidak menyembah Aku, semuanya adalah hambaKu, dan setiap hari mereka Kukasih makan. Lah kamu Ibrahim, Cuma memberi makan sekali saja kok kebanyakan syarat,” lanjut Gus Mifath.

Pada akhirnya, Allah Swt pun memerintahkan kepada Nabi Ibrahim untuk tidak membeda-bedakan orang untuk berbuat baik, karena pada hakikatnya, setiap makhluk merupakan hamba-hamba Allah yang berhak memperoleh perbuatan baik dari orang lain. “Terus gimana Tuham? Kasih dia makan, walaupun dia tidak menyembah Aku. Toh dia juga hambaKu,” pungkas Kia muda asal Yogyakarta itu.

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.