Habib Umar Bin Hafiz: Jangan Menjadi Penyulut Kebencian

BeritaHabib Umar Bin Hafiz: Jangan Menjadi Penyulut Kebencian

ISLAMRAMAH.CO, Islam adalah agama yang mulia karena menjunjung tinggi akhlak. Seseorang yang benar-benar beriman dan mencintai Allah akan senantiasa berlaku santun dalam setiap perilaku hidupnya. Tak terkecuali dengan orang yang mencela kita pun, Islam tetap mengedepankan akhlak, bukan balas dendam atau memarahinya.

Pesan inilah yang disampaikan ulama terkemuka dunia saat ini, Habib Umar Al Hafiz dalam salah satu ceramahnya saat menyinggung sebagian umat Islam yang mudah tersulut amarahnya akibat hal-hal sepele. Menurut Habib Umar, sikap umat Islam yang seharusnya dikedepankan adalah akhlakul karimah, dan bukan amarah.

Habib Umar mengisahkan cerita Sayyidina Ali yang memilih diam dan meninggalkan orang yang meludahinya daripada membalas meludahi orang tersebut. Menurut Habib Umar, perilaku yang dicontohkan Sayyidina Ali adalah cerminan dari seorang muslim sejati. Jika kebencian orang terhadap Islam dibalas dengan kebencian pula, maka orang tersebut akan makin membenci agama Islam.

“Orang kafir itu meludahi wajah Sayyidina Ali, lalu Sayyidina Ali mengangkat pedangnya, meninggalkan tempat dan berpaling dari kafir tersebut,”  terang Habib Umar.

Ulama yang juga pengasuh Ma’had Darul Musthafa, Yaman tersebut mengingatkan agar umat muslim jangan sampai menjadi penyulut api kebencian terhadap pemeluk agama lain. Perlakuan pelecehan pribadi yang dialami Sayyidina Ali tidak dijadikan alat provokasi umat Islam untuk membenci seluruh orang kafir.

Menurut Habib Umar, sikap yang mendasari Sayyidina Ali untuk tidak membalas perilaku orang tersebut karena ia tidak mau memutuskan perkara dalam keadaan marah. Tentu saja, sikap Sayyidina Ali tersebut bertolak belakang dengan sebagian sekelompok umat Islam yang merasa dilecehkan lantas mengatasnamakan seluruh umat Islam dan memprovokasi untuk benci kepada kelompok tertentu.

Baca Juga  Gus Ghofur Maimoen: Silaturahim Menumbuhkan Saling Pengertian

“Ada sahabat yang bertanya kenapa kau meninggalkannya dan tidak membunuhnya, dengan penuh kesantunan, Sayyidina Ali menjawab, aku hanya ingin membunuh karena Allah, aku enggan membunuh karena rasa marahku. Sebab ketika ia meludahiku aku dalam keadaan marah. Aku tidak mungkin membunuh selain karena Allah,” papar Habib kelahiran Yaman tersebut.

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.