Makmurkan Masjid dengan Menghijaukannya

KolomMakmurkan Masjid dengan Menghijaukannya

Pada 22 April 2023 kemarin, bertepatan dengan lebaran yang dimaknai sebagai hari kemenangan, warga dunia juga tengah memperingati Hari Bumi. Hari yang menandai keinsyafan umat manusia lantaran sikap lalai, abai, dan egois pada sekian kerusakan di bumi. Dilansir dari situs EarthDay.org, Hari Bumi tahun ini memilih tema Invest in Our Planet. Tema yang mengajak siapa saja untuk menanamkan usaha dalam mencintai, merawat, dan menjaga kelestarian alam.

Dapatkah Islam menyumbangkan kekuatannya untuk isu penyelamatan bumi? Apa yang sudah ditunaikan oleh umat kita agar bumi juga bisa ‘merasakan’ hari kemenangan layaknya umat Islam yang tengah berlebaran? Kita perlu menjawabnya dengan optimis. Gerakan penghijaukan Masjid telah menjadi salah satu strategi dalam mendorong gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.

Pada prinsipnya, krisis ekologi dan kerusakan adalah tanggung jawab yang harus kita ambil. Dalam hadis, orang yang memiiki keimanan sejati diumpamakan sebagai lebah yang mencari dan memberi kebaikan. Rasulullah SAW Bersabda, Perumpamaan seorang Mukmin bagaikan lebah, ia tidak makan kecuali yang baik dan tidak memberi kecuali yang baik (HR. Tirmidzi). Dalam riwayat lain, Nabi SAW juga menyebutkan kelembutan lebah terhadap lingkungannya, ia hinggap dengan baik, maka dia tak merusak tangkai dan tak mematahkannya (HR. Hakim).

Filosofi lebah dalam menikmati, menebakan, sekaligus menjaga kebaikan ini, mencerminkan keimanan seseorang. Kita diajarkan pula bahwa keshalehan tidak hanya dalam hubungan kepada sesama manusia, tetapi juga bagi alam dan bumi.

Umat Islam di dunia modern saat ini perlu bergerak dalam angkah-langkah untuk menghijaukan kembali bumi. Sudah saatnya Masjid kita menjadi ramah lingkungan serta menginspirasi jemaahnya untuk ikut melestaikan alam. Mengelola masjid yang amah lingkungan telah dikenal sebagai gerakan ‘Ecomasjid’.

Selama ini, memakmurkan masjid dimaknai sebatas pada aspek idarah (manajemen), imarah (kegiatan), dan riayah (pemeliharaan dan pengadaan fasilitas). Hayu Prabowo dalam bukunya Ecomasjid: Dari Masjid Makmurkan Bumi (2017) menerjemakhan kemakmuran masjid dengan lebih luas hingga menjadi kontribusi aktif dari masjid untuk turut serta menyelamatkan bumi dari ancaman keberingasan manusia. Menurutnya, masjid adalah tempat beribadah dan beramal. Amal tidak mesti dengan hal-hal yang sifatnya bernilai pahala demi keselamatan diri sendiri, tetapi beramal bisa merupa upaya aktif untuk menyelamatkan dan memberindah bumi.

Baca Juga  KH Raden Asnawi: Pemrakarsa Masjid Menara Kudus

Misalnya dalam aspek idarah, takmir masjid mestinya menjadi garda terdepan dalam memberi contoh ihwal merawat lingkungan, minimal area di sekitar masjid. Pengadaan sampah yang telah dipilah, menjaga kebersihan area masjid luar-dalam secara berkala, sekaligus menjalin kerjasama dengan pihak terkait yang bergerak di ruang-ruang penghijauan menjadi agenda takmir yang seharusnya tidak boleh dilewatkan.

Kemudian di aspek imarah, takmir masjid bisa menginisiasi semacam kajian atau pengajian dengan mengusung tema tentang lingkungan, penghijauan, kelangkaan energi, dan semacamnya. Pasalnya, tema-tema semacam itu termaktub di dalam ayat-ayat Al-Quran, hadis, bahkan kalam ulama tetapi masih jarang tersampaikan. Menurut Hayu Prabowo, tema itu penting disampaikan di mimbar-mimbar ceramah, agar kesadaran berlingkungan masyarakat muslim dari atas sampai akar rumput lamat-lamat tergugah.

Terakhir di aspek riayah, Hayu Prabowo ingin mengkritik hampir seluruh takmir masjid di negeri ini. Lantaran pemahaman takmir ihwal pemeliharaan masjid hanya berkisar pada pemenuhan aktivitas peribadatan. Kalau pun ada tambahan, biasanya kerap menyasar ke bidang pendidikan dan ekonomi. Padahal pemeliharaan di sini juga mencakup pemeliharaan tanah masjid. Menurutnya, tanah yang masih kosong bisa dipelihara dengan menanami pepohonan. Tentu saja pepohonan ini juga mesti dirawat sebagai salah satu fasilitas pemenuhan udara segar bagi jamaah yang datang ke masjid.

Gagasan ecomasjid semacam ini bisa memberi dampak positif bagi kelestarian alam. Dewan Masjid Indonesia (DMI) merilis ada sekitar 800.000 masjid dan kemungkinan akan bertambah setiap tahunnya. Jika sekarang satu masjid berkontribusi menanam lima pohon saja di area masjid, maka masjid yang ada, menyumbang sekitar 4 juta pohon untuk bumi di masa mendatang. Jumlah itu akan semakin bertambah seiring meningkatnya kesadaran berlingkungan dari para takmir dan jamaah yang datang setiap harinya.

Ahmad Sugeng Riady
Ahmad Sugeng Riady
Alumnus Magister Studi Agama-Agama UIN Sunan Kalijaga, penulis, dan masyarakat biasa.
Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.