Mbah Moen, Kiai Adaptif Zaman

KhazanahMbah Moen, Kiai Adaptif Zaman

Kiai Haji Maimoen Zubair adalah nama besar ulama Tanah Air. Figur kharismatik yang dikenal memiliki spirit nasionalisme tinggi. Tutup usia di usia 91 tahun pada 2019 lalu, menunjukkan bahwa Mbah Moen pernah mencicipi hidup di berbagai bentangan generasi yang memiliki tipikalnya tersendiri. Ketika dunia memasuki era milenial-digital, Mbah Moen menasihati para santri juga kiai muda agar berdakwah menyesuaikan dinamika zaman. Tantangan dakwah dulu dan kini tentu berbeda, sehingga perlakuannya pun harus pula diselaraskan. Meskipun sudah sepuh kala itu, Mbah Moen tetap adaptif dan tidak alergi perubahan.

Adaptasi pada perkembangan zaman itu meliputi kemampuan menguasai teknologi informasi dan komunikasi selaku perangkat utama kehidupan umat milenial. Paling minimalnya adalah melek dan mau belajar. Sebab, sebagus apapun materi dakwah apabila terlalu berjarak dengan umat kekinian maka bisa berakhir sia-sia belaka, alih-alih memberikan pencerahan kepada mereka.

Karakter adaptif Mbah Moen juga terbaca dari penuturannya tentang pengalaman belajar aksara latin dan bahasa Melayu ketika ia muda. Pada masa itu, bahasa Melayu belum begitu masyhur di tengah masyarakat Jawa. Kalangan santri pun lebih akrab dengan aksara Arab pegon, bukan tulisan latin. Adalah sang bapak yang mengarahkan Mbah Moen untuk tidak sekadar belajar alif ba ta, tapi juga ABCD. Mbah Moen dididik dalam keluarga yang terbilang maju dan progresif.

Mbah Moen sangatlah suportif apabila ada kiai muda atau santri yang mau berkembang, menempa diri dengan khazanah milenial, dan terus meningkatkan kualitas dakwah secara profesional yang peka dinamika. Menurutnya, para kiai muda ini merupakan generasi penerus yang mesti sadar bahwa iklim dakwah telah berubah. Salah satu yang digarisbawahi Mbah Moen adalah keterbatasan kiai muda terutama di Jawa Tengah dalam bidang teknologi informasi saat ini.

Baca Juga  Sehat Jiwa dengan Menulis

Perubahan yang diarahkan Mbah Moen juga menyangkut metode dakwah untuk konteks sekarang. Dakwah dengan cara keras seperti ketika di masa perang tak lagi relevan. Kata Mbah Moen dalam momen silaturahmi Forum Alumni Santri Sarang (FASS) Jabodetabek (7/11), “Kalau dakwah jangan galak-galak.”

Berdakwah di zaman now, menurut Mbah Moen tak lagi berangkat dari ayat 102 surat Ali Imran yang bunyinya, Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa. Dan janganlah kalian meninggal dunia kecuali dalam keadaan Muslim. Dakwah masa kini sudah waktunya melandaskan pada ayat 16 surat al-Taghabun, Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah, dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu.

Apabila tidak tepat memilih dalil untuk motivasi dakwah, maka akan keliru pula dalam metode penyampaian ceramah. Dakwah ramah, santun, tidak marah-marah dan tidak kasar adalah tuntutan saat ini. Sebab itu, QS. Al-taghabun: 16 di atas lebih tepat untuk ditempatkan sebagai landasan motivasi dalam menyeru ajaran agama. Dalam hal ini bukan berarti menafikan surat Ali Imran: 102.

Tak ketinggalan, seorang dai pun mesti tampil secara kontekstual, aktual, serta faktual. Kontekstual berarti relevan dengan persoalan yang dihadapi umat. Aktual merujuk pada penguraian masalah terkini yang menjadi buah bibir masyarakat. Adapun faktual, dalam artian nyata dan konkret adanya.

KH. Maimoen Zubair adalah kiai visioner yang peka menyimak keadaan. Usia senja tidak menutup kecakapannya untuk beradaptasi dengan kondisi yang serba bergerak cepat. Tak lupa Mbah Moen tetap melangkah mempersiapkan generasi penerus untuk mendidik umat dengan siaga menjadi pengingat. Wallahu a’lam. []

Khalilatul Azizah
Khalilatul Azizah
Redaktur Islamramah.co || Middle East Issues Enthusiast dengan latar belakang pendidikan di bidang Islamic Studies dan Hadis. Senang berliterasi, membahas persoalan sosial keagamaan, politisasi agama, moderasi, khazanah kenabian, juga pemikiran Islam.
Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.