Menghadapi orang keras kepala butuh seni dan strategi. Al-Quran sendiri telah menetapkan rambu-rambu metode dakwah, yaitu menyeru dengan cara-cara bijak, penuh hikmah, dan pelajaran yang baik. Berdebat pun mesti dengan cara yang lebih baik. Bukan meladeni narasi debat yang kasar dengan kekerasan serupa, tapi dengan akhlak.
Buya Arrazy Hasyim menjelaskan kiat untuk menghadapi kalangan Salafi-Wahabi yang notabene keras. Dengan gestur ceramahnya yang tenang, santai, dan bernuansa humor, Buya Arrazy mengatakan, “Modal untuk menghadapi kelompok Salafi-Wahabi cukup diajak ngopi”. Kita bisa mengacu pada hadis yang diriwayatkan Imam Muslim yang maknanya kurang lebih, Tidaklah ada suatu kekerasan kecuali kalah dengan kelembutan.
Hadis tersebut mengartikan bahwa dalil terkuat adalah akhlak. Karenanya, berdebatlah dengan akhlak. Buya melanjutkan penjelasan, manakala menemui kelompok keras yang gemar menyalahkan orang lain, jangan membenci mereka. Sebab mereka pun dalam konteks berjuang atas apa yang mereka yakini. Dan menyebut perjuangannya sebagai gerakan pemurnian tauhid. Kita cukup perhatikan, jika benar ada tauhid di dalamnya, pasti akhlaknya sahih, penuh kelembutan, serta kasih sayang. Karena itu sifat Allah SWT yang dominan.
Di antara masalah dari kelompok Salafi-Wahabi ialah terlalu mudah menghakimi (judging) sebelum memahami konsepsi suatu persoalan. Maka dari itu, tidak perlu dalil muluk-muluk atau berdebat panjang lebar dengan mereka. Sekali lagi Buya menegaskan, “Menghadapi kelompok-kelompok ekstrem, ajak saja ngopi”, tutup Buya. Itulah salah satu konsep mendebat dengan akhlak. Wallahu a’lam. []