Ibnu Atha’illah: Penawar Pedihnya Cobaan

KhazanahHikmahIbnu Atha'illah: Penawar Pedihnya Cobaan

Tak ada manusia di dunia ini yang terlepas dari ujian. Selama nafas masih berhembus segala lika-liku hidup akan menyertai dan membersamai manusia. Cobaan itu pedih, tapi jangan sampai kesedihan itu membuat kita melupakan bahwa Allah SWT seolah-olah tidak pernah memberi kenikmatan atau rasa kebahagiaan.

Ibnu Athaillah As-Sakandari merupakan seorang sufi asal Iskandariah atau Alexandria (Mesir) yang menulis kitab Al-Hikam sebagai karya populernya. Dalam kitab tersebut, ia menyebutkan dari penawar pedihnya cobaan agar manusia tidak berlarut-larut dalam rasa kemalangan.

“Agar ujian terasa ringan, engkau harus mengetahui, bahwa Allahlah yang memberimu ujian. Dzat yang menetapkan beragam takdir di atasmu adalah dzat yang selalu memberimu pilihan terbaik” (Ibnu Athaillah, Al-Hikam, 2019).

Syekh Abdullah As-Syarqawi Al-Khalwati menjelaskan lebih lanjut perkataan dari penuturan sang master sufi dari tarekat Syadziliyah tersebut. Perlu menanamkan kesadaran tinggi yang menguji manusia itu Tuhan mereka, Allah SWT. Dzat yang menetapkan berbagai perkara yang ditakdirkan untukmu dan memilihkan perkara terbaik sesuai denganmu.

Dalam fase kehidupan kita tentu mengalami orang yang berbuat baik kepadamu bisa saja sewaktu-waktu bersikap buruk padamu. Sekalipun demikian, seseorang harus tetap sabar menghadapi sikap buruknya karena mungkin saja kekasaran dan keburukan sikapnya didasari oleh niat baik dari lubuk hatinya. Boleh saja harus waspada dengan orang seperti ini, tetapi jika sikapnya mencerminkan niat kebaikan maka sejatinya yang dilakukannya perlu dipikirkan Kembali atas sikapnya yang dinilai tidak baik tersebut.

Sebagaimana yang difirmankan dalam kitab suci umat Islam, Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah maha mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui (QS. Al-Baqarah: 216).

Baca Juga  Ucapan Selamat Natal, Bentuk Akhlak Pancasila

Tetap menjadi kuat dan percaya diri, cobaan, kesedihan, Bahagia, kesedihan, semuanya sementara dan datang secara bergantian seperti waktu siang dan malam. Oleh karena itu, berupaya fokus memperbaiki kualitas personal agar tumbuh dan tidak mudah terombang-ambing ketika badai datang jauh lebih bermanfaat, ketimbang terus berprasangka merasa paling sengsara dan tidak Bahagia. Setiap perkara yang paling baik mengendalikan adalah pikiran kita sendiri, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS. Al-Insyirah: 6).

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.