Di zaman digital saat ini kita menghadapi tantangan yang tidak mudah. Kita menghadapi mihnah sekaligus fitnah. Berbagai arus kebudayaan membanjiri kita semua. Sebab itu, kita harus membentengi diri kita dengan kebudayaan luhur dan jati diri keislaman kita. “Dalam hal ini, Nahdlatul Ulama menghadirkan Islam Nusantara, yaitu Islam yang dibangun dan harmonis dengan peradaban dan kebudayaan. Islam yang berkebudayaan ini telah terbukti dalam bentangan sejarah mampu memajukan Indonesia”, ujar Kiai Said Aqil Siradj dalam acara Konferensi Cabang Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Amerika Serikat dan Kanada, yang disiarkan oleh kanal youtube NU Channel.
Kiai asal Cirebon ini menegaskan, bahwa Islam Nusantara bukan mazhab baru, melainkan tipologi dan karakteristik keberislaman umat Islam yang berada di kawasan Nusantara, khusus Indonesia. “Islam Nusantara hakikatnya adalah Islam yang menjadikan budaya sebagai infrastruktur dakwah. Sebab itu, Islam terus berkembang dan budayanya tetap bertahan dengan baik”, ujar Kiai yang ahli dalam bidang tasawuf dan filsafat Islam.
Puncaknya, Islam Nusantara adalah mencintai Tanah Air. “Dalam pandangan ulama Nahdlatul Ulama, khususnya Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari, bahwa mencintai Tanah Air adalah bagian dari iman. Sosok pendiri NU ini sudah meramal bahwa khilafah akan jatuh, sehingga ia merumuskan pandangan keislaman yang memperkokoh kebangsaan,” pungkasnya.
