Amalan Utama di Bulan Muharram

KhazanahHikmahAmalan Utama di Bulan Muharram

Muharram adalah bulan yang dimuliakan. Merupakan satu dari empat bulan haram (asyhuru al-hurum), yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, Rajab. Bulan-bulan ini sangat terhormat, di mana tidak boleh ada peperangan dilakukan di dalamnya. Sebaliknya, pada momen tersebut kita sangat dianjurkan untuk menggalang perdamaian dan menggandakan amal saleh.

Imam Fakhruddin al-Razi dalam tafsirnya Mafatih al-Ghaib menjelaskan maksud dari bulan haram, bahwa kemaksiatan yang dilakukan di waktu-waktu tersebut hukumannya berlipat. Begitu juga amal baik, pahalanya juga menjadi lebih besar. Orang Arab sangat memuliakan bulan-bulan tersebut. Bahkan, dulu ketika seseorang dari mereka bertemu dengan pembunuh ayahnya di bulan haram, ia tidak menantang atau berkonflik dengannya. Hal ini karena penghormatan yang amat tinggi terhadap asyhuru al-hurum.

Hal pertama yang dianjurkan untuk dilakukan adalah berdoa. Muharram merupakan bulan awal dalam penanggalan hijriah. Maka dari itu, sudah seyogyanya kita memulai tahun baru dengan memanjatkan doa. Memohon ampun dan mengharap kebaikan kepada Yang Maha Kuasa. Kita bisa bermunajat sebagaimana doa awal tahun yang jamak beredar, yang dianjurkan oleh Habib Utsman bin Yahya dalam kitabnya Maslaku al-Akhyar. Namun demikian, pada dasarnya berdoa itu bebas. Kita boleh bermunajat dengan redaksi apapun.

Kedua, amalan yang sangat dianjurkan di bulan ini adalah berpuasa. Muharram adalah syahrullah (bulannya Allah). Jelas diterangkan dalam sabda Rasulullah SAW bahwa, Puasa yang paling utama setelah Ramadhan ialah puasa di bulan Allah, bulan Muharram. (HR. Muslim). Hadis ini menjadi dalil umum atas sunnahnya berpuasa di bulan Muharram. Kita bisa berpuasa pada hari Senin-Kamis, ayyamu al-bidh (pertengahan bulan), atau puasa yang lainnya.

Namun secara khusus, terdapat puasa ‘Asyura yang jatuh pada 10 Muharram. Rasulullah SAW rutin berpuasa pada hari tersebut. Dalam suatu riwayat Ibnu Abbas mengatakan, “Tidak pernah aku melihat Nabi Muhammad SAW sengaja berpuasa pada hari yang beliau istimewakan dibanding hari-hari lainnya kecuali hari ‘Asyura dan bulan ini, yakni Ramadhan”. (HR. Bukhari).

Lebih lanjut Rasulullah SAW mengabarkan tentang keutamaan puasa tersebut bahwa, Puasa Asyura dapat menghapus dosa tahun sebelumnya. (HR. Muslim). Di samping itu, beliau juga menyunnahkan untuk berpuasa Tasu’a, yaitu pada 9 Muharram. Pelaksanaan puasa ini ditujukan untuk membedakan dengan Yahudi yang juga mentradisikan puasa di hari ‘Asyura. Mereka mengangungkannya karena itu adalah hari kemenangan Nabi Musa atas Fir’aun.

Baca Juga  Aturan Terbaru Kemenag: Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala

Namun demikian, pada praktiknya puasa ‘Asyura bisa dilakukan di tanggal 10 Muharram saja, atau 9 dan 10 Muharram. Dan di lain riwayat, ada yang menambahkan waktu puasa pada tanggal 11 Muharram.

Ketiga, memperbanyak sedekah. Berderma sendiri adalah amalan yang sangat dianjurkan. Di bulan Muharram, hal ini kian ditekankan. Momen Muharram bisa dimaknai sebagai awal baru bagi umat Islam. Dan disebutkan dalam kitab Lathaifu al-Thaharah wa Asraru al-Shalah anggitan KH. Sholeh Darat, bahwa 10 Muharram ialah ‘Hari Raya’ yang digunakan untuk bergembira dengan sedekah.

Rasulullah SAW bersabda, Barang siapa memperbanyak sedekah kepada keluarganya pada hari ‘Asyura, maka Allah akan melapangkan rizkinya sepanjang tahun. (HR. Al-Thabrani, al-Baihaqi, dan lainnya). Bersedekah kepada kaum kerabat dan orang yang menjadi tanggung jawab kita memang perlu didahulukan.

Anjuran bersedekah diperkuat oleh keutamaan menyantuni anak yatim di hari ‘Asyura. Dalam kitab Tanbihu al-Ghafilin bi Ahaditsi Sayyidi al-Mursalin diterangkan bahwa Rasulullah bersabda, Siapa yang mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada tiap rambut yang diusapnya.

Di lain riwayat terdapat sedikit perbedaan narasi. Nabi Muhammad bersabda, Barang siapa mengusap kepala anak yatim dengan tidak ada dorongan mengusapnya kecuali karena Allah, ia mendapatkan kebaikan untuk tiap rambut yang dilalui tangannya. (HR. Ahmad).

Selain tiga hal itu, amalan yang dianjurkan adalah menyambung tali silaturahmi, membaca surat al-Ikhlas 1000 kali, dan sebagainya. Spirit yang dibawa bulan Muharram adalah adanya kontrol diri dan optimisme, agar terwujud keselarasan dan kedamaian baik sosial maupun spiritual. Kita dilarang berbuat aniaya di bulan-bulan haram yang telah Allah tetapkan (QS. At-Taubah [9]: 36). Mari menghidupi bulan istimewa ini dengan kesalehan-kesalehan yang bisa kita usahakan. Wallahu a’lam. []

Khalilatul Azizah
Khalilatul Azizah
Redaktur Islamramah.co || Middle East Issues Enthusiast dengan latar belakang pendidikan di bidang Islamic Studies dan Hadis. Senang berliterasi, membahas persoalan sosial keagamaan, politisasi agama, moderasi, khazanah kenabian, juga pemikiran Islam.
Artikel Populer
Artikel Terkait