Para Sahabat Nabi yang Wafat Terdampak Wabah

KolomPara Sahabat Nabi yang Wafat Terdampak Wabah

Peristiwa wabah menjadi momentum yang tak kalah menyakitkan dalam catatan sejarah zaman dahulu. Pasalnya, wabah yang terjadi di zaman dulu lebih parah karena menealn puluhan ribu nyawa, ketimbang masa pandemi Covid-19 saat ini. Tak pandang bulu, wabah mengerikan ini juga turut menerpa sahabat-sahabat Nabi Saw hingga nyawa mereka terenggut.

Tha’un syirawaih merupakan wabah pertama kali dalam sejarah Islam terjadi di masa Nabi Saw masih hidup, tepatnya pada tahun 6 hijriyah. Namun, menurut Ibnu Abi Hajlah konon tidak ada korban dari kaum Muslimin (al-Husaini, 2005). Kemudian pada masa kekhilafahan Islam tahun  17 H atau 18 H/ sekitar tahun 639 M (As-Syuthi, 2013) terjadi musibah besar, yakni dengan mewabahnya tha’un yang disebut tha’un Amwas, disebut demikian kali pertama kemunculan tha’un ini di kota Amwas, bagian dari wilayah Syam.

Terjadinya wabah ini, bagi kaum Muslimin sangat menguji kesabaran dan keimanan lantaran wabah Amwas dan musim paceklik yang panjang terjadi beriringan. Wabah Amwas terjadi pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Sebagai pemimpin yang baik dan bertanggung jawab, ketika Umar melihat banyak rakyatnya terkapar sakit dan kelaparan, suatu ketika ia bersumpah pada dirinya untuk tidak memakan mentega dan susu sampai kesejahteraan datang. Khalifah Umar melakukan hal tersebut agar ia bisa merasakan penderitaan sama yang menimpa rakyatnya.

Tha’un Amwas dihitung sebagai tha’un pertama yang menimpa kaum Muslim. Bahkan ia menimpa sejumlah para sahabat pilihan. Di antara mereka adalah, Ubaidah bin al-Jarrah, Mu’adz bin Jabal dan istrinya serta dua anaknya, Syurahbil bin Hasanah, al-Fadhl bin al-Abbas bin Abdul Muthalib (sepupu Nabi), Abu Malik al-Asy’ari, Yazid bin Sufyan, dan lainnya. Sementara jumlah tentara kaum Muslim yang meninggal dunia karena tha’un Amwas ada 25.000 orang. Dengan jumlah korban yang signifikan, wajar bila Umar sangat bersedih hati dan bersumpah atas dirinya dalam kepelikan.

Dalam buku terjemahan Ma Rawahu al-Wa’un fi Akhbar ath-Tha’un karya Jalaluddin as-Suyuthi (1996), kota Amwas terletak di Palestina. Negara kecil yang terletak di antara al-Quds dan ar-Ramlah. Awal kemunculan tha’un dari sana kemudian menyebar ke Syam, sehingga disematkan di Syam. Lantaran wabah yang berkepanjangan, pada tahun yang sama, di Madinah terjadi kelaparan yaitu pada tahun paceklik.

Mengenal para sahabat yang wafat sebagaimana yang tersebut di atas, yakni Ubaidah bin al-Jarrah termasuk sahabat yang sangat dipercaya dan dicintai Nabi Saw. Kejujurannya mengantarkan ia pada sosok yang dipercaya, karena itu pada masa Abu Bakar ia diamanahi sebagai penanggung jawab baitul mal, sebuah departemen yang ditugaskan untuk mengumpulkan atau menyimpan seluruh harta umat Muslim.

Baca Juga  Nabi Yusuf dan Isu Victim Blaming

Kemudian Mu’adz bin Jabal, sahabat yang pernah dipuji Nabi Saw karena kemahiran dan luas pengetahuannya dalam ilmu fikih. Beliau bersabda, orang yang paling mengetahui hukum halal dan haram adalah Mu’adz bin Jabbal. Di sisi lain, ia termasuk para barisan assabiqunal awwalun (orang-orang yang awal masuk Islam). Berikutnya ada Syurahbil bin Hasanah, ia merupakan sahabat Nabi Saw yang masuk Islam pada priode Mekkah. Pada saat hijrah ke Habasyah, Syurahbil beserta keluarganya turut bergabuang dan ia sendiri kerap menemani Nabi Saw dalam beberapa peperangan serta pernah menjadi panglima perang pada saat khalifah Abu Bakar as-Shidiq.

Selanjutnya al-Fadhl bin al-Abbas bin Abdul Muthalib yang merupakan sepupu Nabi Saw yang meriwayatkan cukup banyak hadis. Disebut ‘cukup banyak’ karena ia meninggal di usianya yang masih muda, yakni 25 tahun. Pada saat Rasulullah Saw wafat, al-Fadl bin al-Abbas ikut serta memandikan dan memakamkan jasad mulia Rasulullah Saw. Menurut ibnu Hatim, al-Waqidi, dan Zubair, al-Fadl bin al-Abbas wafat dikarenakan tha’un Amwas, meski begitu ada riwayat lain yang mengatakan ia wafat pada saat Perang Ajnadain menurut Ibnu Sakan di masa Abu Bakar Shidiq. Pendapat lain ia meninggal di Perang Yamamah dan ada juga di Perang Yarmuk (Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani, al-Ishabah fi Tamyiz al-Shahabah).

Oleh para sahabat Nabi lainnya, Abu Malik al-Asy’ari diakui sebagai orang yang mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tengah mereka hadapi dan juga meriwayatkan banyak hadis serta senantiasa mengikuti perang bersama Rasulullah Saw. Kemudian Yazid bin Sufyan adalah salah satu empat jenderal yang perintahkan Abu Bakar Ash-Shidiq untuk menginvasi Suriah Romawi.

Dari sekian kepribadian dan dedikasi sahabat yang tersebut, tentu wajar kepergiannya membawa kepiluan bagi banyak umat Muslim. Namun, Allah Swt telah memberikan kabar gembira karena siapapun umat Islam yang bersabar menghadapi wabah dan ditimpa kematian maka kematiannya adalah syahid, seperti halnya hadis-hadis yang dinarasikan Nabi Saw tentang wabah. Semoga setiap saudara kita yang mendahului akibat wabah Covid-19 juga mendapat pahala kesyahidan sebagaimana sahabat-sahabat Nabi Saw juga demikian.

Artikel Populer
Artikel Terkait