Muslim Sejati Menurut Rasulullah Saw

KhazanahHikmahMuslim Sejati Menurut Rasulullah Saw

Teladan yang ada pada diri Rasulullah Saw sangatlah kompleks. Sosoknya sebagai Muslim sejati menjadi ikon kemodernan bagi umat Islam yang mempunyai pemikiran jangka panjang, di kala orang lain hanya memikirkan persoalan masa kini, sehingga cenderung konservatif atau tidak open mind. Maka dari itu, menjadi Muslim sejati menurut Rasulullah Saw mestinya tidak melulu membahas persoalan masa klasik, melainkan nuansa modern turut membersamainya dengan prinsip kepeduliannya.

Jika ada ada pertanyaan untuk mengidentifikasikan, atas alasan mengapa orang-orang selalu dibuat takjub terhadap setiap perkara yang dilakukan oleh Rasulullah Saw, maka ada empat hal kepedulian yang coba saya simpulkan tentang diri beliau sebagai Muslim sejati yang memiliki pemikiran modern. Diantaranya yang pertama, Rasulullah Saw merupakan sosok yang sangat peduli terhadap attitude. Beliau dapat berkomunikasi dengan baik terhadap siapapun dan berpendirian.

Attitude juga dapat dikatakan sebagai orang yang memiliki akhlakul karimah. Itu karenanya, orang yang berakhlak bukan sekadar hormat orang pada yang lebih tua, melainkan sikap profesional pada setiap tanggung jawabnya, termasuk beribadah pada Tuhannya. Dalam arti lain, ia juga mengetahui cara menentukan sikap yang baik dalam mengendalikan situasi, tidak gegabah dan kasar. Rasulullah senantiasa mencontohkan agar bersikap lemah lembut dan penuh kasih sayang sebagaimana dalam sabdanya, Siapa yang tidak menyayangi maka tidak disayangi (HR. Bukhari).

Selain itu, attitude baik juga ditandai dengan ucapan yang tertata dan tidak mengejek, disiplin, berpikiran positif, mengendalikan hawa nafsu, tidak mementingkan diri sendiri dan hal lainnya. Tak jarang kita mendengar, bahwa Rasulullah senang mengajak berdiskusi, ramah, murah tersenyum, dan bijak dalam mengendalikan kemarahannya, sehingga mereka yang mendengar atau bertemu Rasulullah akan mudah jatuh hati karena kepribadiannya yang luhur.

Kedua, peduli terhadap kesehatan. Dalam beberapa kesempatan Rasulullah Saw bersabda untuk tetap menjaga kesehatan, beliau juga mengetahui bagaimana cara mencegah dan mengobati penyakit. Pedulinya Rasulullah terhadap kesehatan dapat dilihat dari himpunan hadis yang dirangkum oleh Shahih Bukhari dalam bab al-syifa al-tsalatsah atau dalam banyak hadis lainnya. Kesehatan juga erat kaitannya dengan kebersihan lantaran adanya hadis, kebersihan itu sebagian dari iman.

Kebersihan juga dapat ditandai bagaimana cara seseorang berpenampilan. Rasulullah Saw yang kerap tampil dengan pakaian putih menunjukkan kesenangannya terhadap hal yang bersih, suka memakai wewangian, dan penampilan fisik yang rapih, seperti dalam hadis, Aku tidak pernah melihat seorang pun yang memiliki rambut panjang dan terurus rapi serta mengenakan pakaian merah yang lebih tampan dari Rasulullah Saw (HR. Imam Ahamd).

Baca Juga  Apa Pentingnya Mengislamkan Kapitan Pattimura

Ketiga, peduli terhadap ilmu pengetahuan atau pendidikan merupakan prioritas Rasulullah Saw untuk membekali umatnya, baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana dalam hadis kewajiban menuntut ilmu bagi setiap Muslim ini diberlakukan bagi laki-laki maupun perempuan, sehingga jika terdengar ucapan dari seorang Muslim yang masih mengatakan untuk apa perempuan sekolah tinggi-tinggi, konon hanya akan berakhir di dapur, kasur, dan sumur itu maknanya ia belum memahami cara menjadi Muslim sejati sebab Rasulullah Saw tidak demikian.

Syahdan, pada riwayat lain disebutkan para tawanan yang kalah perang akan tetapi mereka tidak memiliki harta sebagai tebusannya, Rasulullah Saw justru meminta agar mereka mengajarkan baca tulis kepada umat Muslim sebagai ganti tebusannya. Perlakuan ini membuat para tawanan luluh dengan cara beliau yang memerlakukan manusia secara manusiawi sehingga mereka terpaut pada Islam. Perintah membaca sangat dianjurkan bagi Muslim untuk menambah wawasannya, khususnya pada literatur-literatur ilmiah. Tak terkecuali pun dalam rumah tangganya, beliau mendidik istri-istrinya dan kegemaran beliau bermusyawarah adalah tidak lain bertujuan untuk memberikan pengajaran.

Tingginya apresiasi beliau terhadap dunia pendidikan memerintah agar umatnya untuk selalu menuntut ilmu, seperti dalam bersabdanya, Barangsiapa yang menginginkan kebahagiaan dunia maka raihlah ilmu, dan barangsiapa yang menginginkan kebahagian akhirat maka raihlah ilmu, dan barangsiapa yang menginginkan kebahagiaan dunia  keduanya (dan akhirat) maka raihlah ilmu.  

Terakhir, peduli terhadap Tanah Air atau hidup berbangsa. Sebagaimana dalam Piagam Madinah, Rasulullah Saw membuat sebuah konstitusi modern demi melindungi Tanah Airnya dari kedzaliman. Beliau mengajak agar seluruh penduduk Madinah yang berasal dari berbagai ras, agama, dan suku dapat bersatu membangun kehidupan yang lebih baik, bergotong royong, menghindari perselisihan, dan bisa hidup berdampingan secara damai dan aman.

Sampai di sini cukup jelas dipahami, bahwa menjadi Muslim sejati menurut Rasulullah adalah seorang yang memedulikan pada keempat prinsip sebagaimana yang tersebut. Sebab barang tentu prinsip itu  mengantarkan seseorang menjadi sosok yang taat beribadah, tetapi progresif dan dinamis mengikuti perkembangan zaman. Sebab Muslim yang sejati hakikatnya tidak buntu pada orientasi kesalehan ritual saja, melainkan juga membekali dirinya dengan attitude, kesehatan, ilmu pengetahuan, dan memahami identitas asalnya sebagai masyarakat yang berbangsa agar dirinya sintas dengan segala lini kehidupan.

Artikel Populer
Artikel Terkait