Zuhairi Misrawi Pererat Hubungan Indonesia-Arab Saudi

BeritaZuhairi Misrawi Pererat Hubungan Indonesia-Arab Saudi

Kabar penunjukan KH. Zuhairi Misrawi sebagai Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi oleh Presiden Joko Widodo menjadi angin segar hubungan diplomatik kedua negara. Pasalnya, KH. Zuhairi Misrawi atau akrab di sapa Gus Mis, merupakan salah satu sosok pengamat Timur Tengah yang konsisten dan banyak mengetahui selok-beluk negara-negara Timur Tengah, termasuk Arab Saudi. Hal itu dibuktikan dengan dua buku bestseller yang telah diterbitkan oleh Gus Mis, yakni buku Madinah : Kota Suci, Piagam Madinah, dan Teladan Muhammad SAW (2011) dan buku Makkah : Kota Suci, Kekuasaan, dan Teladan Ibrahim (2010). Gus Mis juga sampai saat ini masih aktif menulis tentang Timur Tengah di media-media nasional.

Selain aktif menulis buku dan menulis di media-media nasional, pria kelahiran 5 Februari 1977 itu juga merupakan alumni Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir jurusan Departemen Akidah Filasafat, Fakultas Ushuluddin. Tentulah ia telah paham betul bagaimana keadaan, situasi dan kondisi di sana, maka penunjukan itu saya rasa sangat tepat. Pada akhirnya, dengan pengalamannya sebagai santri Ponpes Al-Amin Prenduan Sumenep dan mahasiswa Al-Azhar, ia tidak akan kesulitan dalam menjalin komunikasi, karena seperti diketahui Gus Mis menguasai beberapa bahasa yang dibutuhkan, yaitu bahasa Inggris dan bahasa Arab. Maka dari itu, menempatkan Gus Mis sebagai Duta Besar RI untuk Arab Saudi adalah pilihan paling relevan.

Selain daripada keilmuan dan keahliannya berbahasa, yang tak kalah penting ialah keperibadiannya, sikap dan lelakunya. Menurut saya, betapapun mulia dan luar biasa sebuah misi ataupun ide gagasan, jika disampaikan oleh yang bukan ahlinya, akan sulit tercapai tujuan itu. Dan Gus Mis dalam hal ini memiliki kapasitas untuk mengemban tugas tersebut. Menjadikan Gus Mis sebagai Duta Besar RI untuk Arab Saudi, akan mempererat hubungan kedua negara.

Gus Mis adalah seorang cendekiawan NU yang nasionalis, memiliki semangat kebangsaan dan tak ragu menonjolkan identitas budaya daerah, sebagai bentuk nasionalis tersebut. Oleh karenanya, sangat pantas menjadi penyambung lidah hubungan persahabatan RI-Arab Saudi. Pembawaanya penuh wibawa, namun tetap humoris. Gus Mis juga memiliki kecerdasan emosional, sosok yang santun dan dermawan. Ia juga merupakan sosok yang sederhana, baik dalam ucapan, berpakaian, berkendara dan sebagainya, meski saya rasa ia sangat mampu untuk tampil mewah dan glamor. Seperti diketahui, saat ini ia merupakan Komisaris utama PT Yodya Karya (Persero).

Selama di NU dan PDIP, karena terbukti memiliki integritas dan kerja nyata, ia diperhitungkan keberadaanya. Berkat didikan para gurunya pulalah yang menjadikan Zuhairi Misrawi tetap mengedapankan Islam yang ramah bukan yang marah-marah ketika menyampaikan gagasannya, serta dalam menghadapi sebuah perbedaan pandangan politik, atau bahkan cacian dan makian yang datang. Toleransinya yang tinggi, membuat Gus Mis menyikapi perbedaan mazhab, keyakinan, dan pilihan politik dengan santai dan mengedepankan persaudaraan dan persatuan.

Baca Juga  Gus Baha: Menolak Rukhsah adalah Wujud Kesombongan

Dalam kiprahnya di dunia politik, seperti yang pernah ia sampaikan, 16 tahun mondok di PDIP, tak pernah sekalipun ia meminta jabatan. Pun di organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Baginya, pengabdian, bekerja secara ikhlas adalah satu hal yang penting. Toh pada akhirnya, jabatan akan datang pada waktunya.

Gus Mis adalah sosok yang mampu mencairkan suasana, hangat dalam berdiskusi, dan mengedepankan rasional. Tetapi ia juga merupakan figur yang tegas menentang pengkerdilan kemanusiaan, terutama terhadap kelompok-kelompok minoritas. Kedekatannya dengan para guru bangsa seperti KH. Adurahman Wahid (Gus Dur), KH. Jalaludin Rakhmat, dan KH. Masdar, dan guru-guru lainnya, menjadikan Gus Mis pribadi yang cakap dalam berucap dan bersikap, sehingga menjadikan Gus Mis sebagai juru bicara (jubir) Arab Saudi merupakan sebuah keniscayaan.

Sikap dan sifat kesederhanan, kedermawanan, dan keilmuan yang mumpuni inilah yang sangat jarang ditemukan pada sosok lain seusianya. Dengan gaya khas orang Madura, Gus Mis pernah mengatakan, “saya termasuk orang yang tidak mau gagal.” Maka dari itu, saya meyakini ia akan dapat menjalankan tugas yang diembankan padanya dengan baik dan sungguh-sungguh.

Pengakuan ini tentu menjadi harapan baik bagi kita semua. Tugas-tugas yang dibebankan memang tidaklah mudah, tetapi dengan tekad dan semangatnya mengabdi untuk negara, kita akan saksikan, gebrakan dan keberhasilan apa yang bakal ia sumbangsihkan, sesuai apa yang ia ucapkan. Dengan segenap keahliannya, juga restu dan dukungan dari para Kiai, orang tua, para sahabat dan lainya, haqul yakin akan tercipta sejarah baru dalam peradaban Indonesia dan Arab Saudi dengan menjadikan Gus Mis sebagai Duta Besar RI untuk Arab Saudi.

Saya rasa menjadi jubir Indonesia untuk Arab Saudi bukan hal yang sulit baginya, Gus Mis sudah terbiasa dengan forum-forum nasional maupun internasional. Sebagai penulis, pastilah Gus Mis dalam menyampaikan suatu hal dan permasalahan dengan disertai data yang valid dan argumen yang kuat, tidak asal bicara seperti kebanyakan politikus. Oleh karenanya, menempatkan Gus Mis sebagai Duta Besar Arab Saudi akan menjadi titik balik hubungan yang saling menguntungkan kedua negara, baik secara ekonomi, bisnis, jasa, maupun sekte keislaman, yaitu Islam yang moderat.

Jika era kemerdekaan kita mengenal Haji Agus Salim sebagai diplomat cerdik dan pendebat ulung, hingga dalam bukunya di tulis, Diplomat Jenaka Penopang Republik, maka era ini kita dapati Zuhairi Misrawi sebagai diplomat genius, alim, dan moderat penyambung asa perdamaian dunia. Dengan demikian, menempatkan Zuhairi Misrawi sebagai diplomat akan dapat menjadikan hubungan Indonesia dengan Timur Tengah lebih bersahabat.

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.