Bung Karno dan Cita-Cita Kebangsaan

KolomBung Karno dan Cita-Cita Kebangsaan

Bung Karno sebagai sosok, tidak pernah habis dan terkikis dilahap waktu. Ia abadi beriringan dengan semangat dan cita-citanya dalam melangkah, membawa perjuangan bagi Kemerdekaan Republik Indonesia. Bung Karno layak direfleksikan dalam ingatan, karena peran pentingnya dalam mewujudkan Kemerdekaan Indonesia, baik berupa ide, gagasan-gagasan dan tindakannya.

Bung Karno tidak pernah bermain-main dalam perjuangan melawan kolonialisme dan imperialisme. Karena dalam kesadarannya, kemerdekaan bagi rakyat Indonesia dan kebebasan hidup mandiri tanpa bayang-bayang intervensi penjajah, adalah sebuah keharusan.

Berangkat dari semangat yang berapi-api dan nasib rakyat Indonesia itulah, Bung Karno tidak mengenal kata lelah, dalam menggerakan motor perlawanan atas penindasan dan penjajahan. Tidak peduli, jika harus bolak balik penjara dan pengasingan. Baginya, baik dalam dunia luar atau dalam penjara sekalipun, tetaplah sama.

Perlawanan mesti terus digaungkan, sebagaimana dalam pledoi beliau pada masa penahanannya di Sukamiskin dengan jargon “Indonesia Menggugat” yang fenomenal itu, “Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan menggelorakan samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari dua setengah sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli. Bangsa yang rela menderita demi pembelaan cita-cita.”

Sebagai tokoh yang kerap kali berpindah-pindah tempat dalam pengasingan serta bermodal penguasaan pengetahuan yang luas. Dan juga panggung pergerakan politik, ia sangat fasih dalam mengartikulasikan ide dan gagasan-gagasan di masanya. Ia lantas mengejawantahkan semuanya itu, dalam cita-cita, perjuangan, dan perlawanan melawan Belanda dan Jepang mengantar Indonesia menuju kemerdekaan.

Hingga puncaknya, perjuangan Bung Karno pada pidato BPUPKI, 1 Juni 1945 dalam perumusan kerangka dasar negara, yang kemudian kita kenal dengan Pancasila. Sebuah pidato yang menggemparkan seantero Nusantara. Karena hanya dengan bermodalkan Pancasila, Indonesia yang plural dan multi-kultural bisa menjadi nation state of Indonesia, tanpa ada perpecahan.

Baca Juga  Mengenal Tuan Guru Bengkel: Karya dan Kontribusi Keilmuan (Bagian III)

Tidak ayal, pancasila adalah satu gagasan dan jasa Bung Karno yang paling fenomenal. Pancasila menjadi bukti nyata, cita-cita Bung Karno dalam berbangsa, untuk bisa menyatukan rakyat Indonesia yang beragam, menjadi satu komando di bawah, bendera Merah Putih.

Seperti dalam satu pidatonya, “Satu bangsa adalah satu solidaritas yang besar. Sehingga, itu menjadi pengikat untuk bisa hidup bersama. Jadi, meskipun agama, bahasa, suku, dan ras bermacam-macam, selagi ia hidup bersama dan memiliki keinginan luhur yang sama terhadap Indonesia, maka mereka adalah satu bangsa. Mereka diikat untuk saling bahu-membahu menciptakan rumah kita Indonesia yang aman, nyaman, dan tentram.”

Oleh sebab itu, Bung Karno sebagai sosok, tidak dapat diragukan lagi dalam berbangsa dan bernegara. Kita generasi muda sudah sepatutnya merefleksikan kembali, ide dan gagasan-gagasannya dalam mengisi kemerdekaan. Kita harus menjaga cita-cita dan buah hasil gagasannya, berupa Pancasila sebagai harta yang tidak ternilai harganya. Pancasila adalah dasar negara yang harus kita pertahankan di tengah serbuan ideologi Islam Transnasional.

Bangsa Indonesia mesti tetap menjadi satu bangsa yang rukun, dalam masyarakat yang beragam baik agama, budaya, adat dan bahasa. Sebagaimana pitutur Bung karno (Sang Proklamator), “Negara ini, Republik Indonesia, bukan milik kelompok manapun, atau agama manapun, atau untuk setiap kelompok etnis, atau kelompok apapun dengan adat dan tradisi, tetapi milik  kita semua dari Sabang sampai Marauke.” 

Oleh: Fajar Insani

Artikel Populer
Artikel Terkait