Habib Syeikh: Jangan Mengadu Domba di Tengah Musibah Covid-19

BeritaHabib Syeikh: Jangan Mengadu Domba di Tengah Musibah Covid-19

ISLAMRAMAH.CO, Di tengah musibah pandemi Covid-19 yang melanda sebagian besar negara-negara di dunia, adu domba dengan cara provokasi kebencian masih terjadi di Indonesia. Saban hari media sosial dibanjiri informasi yang menyudutkan pihak-pihak tertentu. Tak jarang, perselisihan berujung pada lontaran kalimat-kalimat yang jauh dari nilai-nilai etika kemanusiaan.

Menyikapi hal itu, Habib Syeikh bin Abdul Qadir Assegaf meminta masyarakat menyudahi segala bentuk provokasi kebencian dan menyalahkan pihak-pihak tertentu atas adanya wabah. Sikap yang harus dilakukan masyarakat adalah mengikuti arahan pemerintah dan protokoler yang telah dibuat oleh ahli-ahli kesehatan.

“Di zaman Corona ini kasihan pemerintahan kita ini. Sudah usaha semaksimal mungkin sedemikian mungkin, diatur seperti apa, (namun) terus saja diotak-atik (digoyang),” kata Habib Syekh dalam video pengajian di kediamannya di Solo, Jawa Tengah, Senin (18/5).

Menurut Habib Syeikh, Indonesia sudah banyak menanggung problem sosial, ekonomi, politik, Pendidikan dan problem lain di banyak sector. Karena itu, dalam situasi sulit dan krisis selayaknya kita tidak menyalahkan pihak mana pun atas musibah kemanusiaan ini. “Sudah negara ini dalam keadaan kacau setiap hari, malah membuat adu domba sana sini. Berhentilah mengadu-domba,” imbaunya.

Tenaga medis telah bekerja semaksimal mungkin menjadi garda terdepan dalam ‘perang’ melawan wabah. Maka dari itu Habib Syeikh mengajak masyarakat menghargai orang-orang yang berada dalam barisan terdepan melawan wabah Covid-19. “Mereka punya tugas yang berat. Malah justru setiap hari dibuat berita hoaks. Dikirim seakan-akan mereka tidak kerja. Seakan-akan mereka tidak ada manfaatnya,” katanya.

Persoalan apapun dalam pandangan Habib Syeikh tidak mungkin diselesaikan dengan cara saling menyalahkan. “Permasalahan tidak akan selesai dengan saling menyalahkan. Permasalahan akan selesai dengan saling memaafkan dan saling bekerjasama untuk membangun kembali bangsa demi terwujudnya baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” pungkasnya.

Artikel Populer
Artikel Terkait