NU Urus Radikalisme Sejak Sebelum Kemerdekaan

BeritaNU Urus Radikalisme Sejak Sebelum Kemerdekaan

ISLAMRAMAH.CO, Gerakan atau paham radikalisme di Indonesia telah ada sejak dulu, bahkan sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Nahdlatul Ulama sebagai organisasi Islam terbesar di dunia sejak awal telah mengurus dan membendung infiltrasi paham dan gerakan radikal di Indonesia. Bahkan, sejarah pendirian NU tak lepas dari ancaman nyata dari gerakan-gerakan radikal yang mulai menyasar Muslim Indonesia. Kontribusi NU terhadap eksistensi Republik Indonesia tidak saja perlawanannya terhadap kolonialisme, tetapi juga bagi tumbuh suburnya perkembangan gerakan radikal di Indonesia.

Peneliti senior Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), Agus Muhammad mengatakan hal itu pada acara Diseminasi Hasil Penelitian INFID di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (24/10). Menurut Agus, sikap nasionalisme NU tercermin pada sikapnya yang sejak awal pendiriannya selalu siap untuk mengurus ancaman paham-paham radikal. “Itu menurut saya cerminan yang sangat nyata. Sikap moderat NU, sikap nasionalisme NU dan sikap perlawanan NU terhadap radikalisme,” katanya.

Agus mencontohkan, gerakan radikal seperti kelompok Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia tidak bisa berkembang di Indonesia tak lepas dari kontribusi NU membendung gerakan-gerakan radikal tersebut. “Maksudnya (kelompok) itu kelompok-kelompok DI/TII, Permesta dan semacamnya yang sebagian itu didukung Masyumi dan sampai sekarang berjalan. Nah, genealoginya sebetulnya dari sana. Kenapa kita begitu getol sekarang, ya karena genealoginya panjang sekali. Sejak dari awal kemerdekaan,” ujar Agus.

Pria asal Bondowoso, Jawa Timur itu bahkan menegaskan, ketika banyak ormas keagamaan menolak keberadaan Pancasila, NU senantiasa berada di barisan paling depan untuk menjadikan Pancasila sebagai falsafah negara Indonesia. Menurutnya, NU adalah ormas paling tegas yang mengatakan Pancasila sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.

“Pada saat semua ormas Islam yang lain menolak (Pancasila), NU satu-satunya yang menerima. Itu yang saya sebut NU adalah pionir soal Pancasila. Kalau NU sekarang atau Nahdliyin fanatik, begitu militan membela Pancasila itu akar sejarahnya sangat panjang dan sangat kuat tradisi kebangsaan NU,” pungkasnya.

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.