Ngaji Maraqi Al-‘Ubudiyah: Memelihara Persahabatan (Bagian 2)

KhazanahNgaji Maraqi Al-‘Ubudiyah: Memelihara Persahabatan (Bagian 2)

ISLAMRAMAH.CO, kedua, menolong dengan jiwa berdasarkan inisiatif sendiri dalam memenuhi kebutuhan teman tanpa menunggu permintaan. Hal ini lebih mencerminkan sikap tawadhu’. Poin ini juga terbagi menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan terendah adalah memenuhi kebutuhannya ketika diminta, di mana saat itu engkau mampu, dan disertai wajah berseri-seri ketika memberi.

Ketiga, menyimpan rahasia yang disampaikan teman dan tidak menyebarkannya kepada orang lain, meskipun kepada saudaranya sendiri atau teman yang paling akrab sekalipun. Rahasia ini harus tetap disimpan meski engkau sudah tidak berhubungan lagi dengannya karena menyebarkan rahasia adalah tabiat hina dan tercela. Kemudian, tutuplah aib temanmu, baik yang engkau ketahui maupun yang tidak engkau ketahui, walaupun berkaitan dengan perbuatan yang dilarang Allah Swt.

Selain itu, janganlah menyampaikan hinaan orang lain kepadanya hingga membuat hatinya bersedih. Singkatnya, tidak menyampaikan sesuatu yang dibencinya, kecuali dalam hal amar ma’ruf nahi munkar, maka tidak ada alasan bagimu berdiam diri dan membiarkannya. Pada saat itu, tidak masalah bagimu untuk menyampaikan sesuatu yang tidak disukainya karena hal itu merupakan kebaikan bagi temanmu.

Keempat, menyampaikan sesuatu yang menyenangkan hati temanmu, seperti pujian orang lain kepadanya dengan menunjukkan wajah berseri-seri. Karena, menyembunyikan sikap tersebut termasuk dengki. Rasulullah bersabda, “Apabila seseorang dari kalian mencintai saudaranya, hendaklah ia mengabarinya.” Hendaknya engkau mendengarkan secara seksama pembicaraan temanmu, dan tidak menyelidiki tentang keadaannya. Apabila engkau melihat temanmu di jalan atau melihatnya sedang menunaikan suatu keperluan, janganlah bertanya tentang tujuan kepergiannya. Bisa jadi ia merasa berat untuk menyebutkannya.

Kelima, memanggil teman dengan nama yang paling ia sukai, dan memuji kebaikan-kebaikannya karena hal ini akan menimbulkan kecintaan. Begitu juga dengan memuji anak dan keluarganya, atau segala sesuatu yang bisa menggembirakan hatinya dengan jujur dan tidak berlebihan. Kemudian, ucapkanlah terima kasih atas kebaikan yang telah ia lakukan padamu. Ini sesuai dengan apa yang ditulis imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya’ ‘Ulumudin. Bahkan, engkau harus berterima kasih atas niat baiknya meskipun belum ia kerjakan.

Baca Juga  Meneladani Kezuhudan Bung Karno

Keenam, ‘Ali bin Abi Thalib berkata, “Barangsiapa tidak memuji saudaranya atas niat baiknya maka ia tidak akan memujinya atas perbuatan baiknya.”

Artikel Populer
Artikel Terkait

1 KOMENTAR

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.