KH Achmad Rosyidi Baihaqi: Hoaks Musuh Islam

BeritaKH Achmad Rosyidi Baihaqi: Hoaks Musuh Islam

ISLAMRAMAH.CO, Berita atau informasi bohong (hoaks) makin marak terjadi di ruang sosial masyarakat Indonesia. Apalagi, perkembangan arus dunia digital yang makin deras menjadikan informasi berseliwerang di media sosial. Kalau tidak cermat, siapapun bisa mudah tertipu hoaks. Biasanya, hoaks dibuat untuk menebar permusuhan dan menyulut konflik di antara masyarakat. Karena itu, dalam sebuah hadis disebutkan bahwa fitnah (hoaks) lebih kejam dari pembunuhan.

Selaras dengan hal itu, KH Achmad Rosyidi Baihaqi, menyebut hoaks sebagai musuh Islam. Berita bohong tidak hanya menghancurkan pembuat atau penyebarnya, tetapi juga bisa memunculkan konflik bagi orang-orang tidak bersalah. “Berita hoaks adalah produk para pembohong, yang merupakan musuh Islam. Saatnya kita memerangi hoaks dan fitnah yang sekarang merajalela di berbagai media sosial,” jelas Kiai Rosyidi saat menjadi narasumber diskusi publik di Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Sumber Taman, Kalisat, Jember, Sabtu (5/1).

Kiai yang juga Wakil Rais Syuriah PCNU Jember itu menambahkan bahwa di zaman Rasul, berita bohong juga seringkali terjadi. Menurutnya, di zaman Abu Bakar Ash-Shiddiq, muncul seorang pembohong bernama Musailamah Al-Kadzdzab dan Thulaihah Al-Kadzdzab. Keduanya memecah belah persatuan umat melalui kabar bohong hanya beberapa saat setelah Nabi Muhammad Saw wafat.

Kiai Rosyidi mengajak masyarakat untuk memerangi hoaks yang dalam mutakhir ini kerapkali terjadi, terutama di media sosial. Ia mengisahkan salah satu kebijakan Abu Bakar pada masanya adalah memerangi hoaks agar masyarakat tetap guyup rukun. “Abu Bakar langsung memutuskan untuk memerangi mereka dan membasmi mereka sampai habis. Ini pelajaran bagi kita untuk memerangi hoaks dan fitnah,” tegas Putra Kiai Musyiqon Baihaqi itu.

Sebagaimana diketahui diskusi itu mengangkat tema “Islam Nusantara, Pesantren, dan Tantangan Revolusi Industri 4.0. Kegiatan ini merupakan rangkaian dalam peringatan Maulid Nabi dan Khatmil Qur’an PP. Miftahul Ulum.

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.