Ulama Tidak Mungkin Memaki-Maki

BeritaUlama Tidak Mungkin Memaki-Maki

ISLAMRAMAH.CO, Mutakhir ini banyak ditemui penceramah atau pengkhotbah Jumat yang kerapkali melontarkan kata-kata kurang bijak dalam merespon problem sosial masyarakat. Alih-alih memberi solusi alternatif yang konstruktif, justru konten ceramah yang disampaikannya mengandung unsur kebencian dan provokatif. Padahal, setiap kata yang terlontar dari seseorang merupakan cerminan dari apa yang ada di dalam hatinya.

Apabila kata-kata yang keluar adalah kebijaksanaan, hikmah dan memberi solusi terbaik dalam menyikapi persoalan masyarakat, maka itulah ciri daripada seorang ulama. Sebaliknya, jika kata-kata yang keluar adalah caci makian, provokatif dan kebencian, maka itulah ciri daripada provokator.

Pesan itulah yang disampaikan KH Muhammad Nur Hayid, saat memberikan penjelasan hikmah dari kitab Hikam karya Syekh Ibnu Atha’illah As-Sakandari di Jakarta, Sabtu (4/8). Menurutnya, seorang ulama tidak mungkin melontarkan kata-lata kotor dan caci maki. Justru jika ada seseorang yang mengaku ulama, namun acapkali memaki-maki di atas mimbar, maka sejatinya ia bukanlah seorang ulama.

“Kalau ada orang yang mengaku dai, mengakui ulama tapi kelakuannya memaki-maki di atas mimbar di depan semua orang, Wallahi (demi Allah) dia sejatinya bukan ulama. Ia seorang provokator. Hati-hatilah dengan orang yang mengaku ulama tapi sejatinya adalah provokator,” tegas Kiai yang juga Pengurus Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) itu.

Menurut Kiai Nur Hayid, setiap ucapan, tindakan dan perbuatan seseorang kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT. Oleh karena itu, ia mengingatkan agar senantiasa menjaga lisan dan perbuatan dari segala hal yang buruk yang sama sekali tidak dibenarkan oleh agama.

“Ingatlah, setiap ungkapan, pandangan mata dan apapun yang terdengar dan terbesit dalam hati, semua itu akan dimintai pertanggungjawaban. Hati-hatilah, semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk kepada kita dan memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang shaleh,” pungkas Kiai yang juga Anggota Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia tersebut.

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.