Mengikuti dua khutbah merupakan syarat sah melaksanakan shalat Jumat. Hal ini sesuai dengan rukun yang ada dalam shalat tersebut. Saat khatib sedang berbicara, sudah sepatutnya para jemaah menyimak dengan seksama pesan-pesan khutbahnya. Menghindari aktivitas bermain gadget pada masa sekarang, ngobrol, mengantuk, apalagi sampai tertidur pulas.
Dalam buku Ketawa Sehat Bareng Ahli Fikih karya Khaeron Sirin dikisahkakan. Suatu ketika hari Jumat telah tiba, Abu Nawas dijadwalkan menjadi imam dan khatib masjid. Setelah berpamitan dengan sang istri, ia berangkat menuju masjid. Umat Islam laki-laki beramai-ramai menghentikan segala aktivitasnya untuk menunaikan shalat Jumat. Warga yang mengetahui Abu Nawas menjadi imamnya, tampak senang menyambut kedatangan sang idola di masjid.
Kemudian saat Abu Nawas tiba di Masjid sebelum khutbah, terlihat banyak jemaah yang mengantuk dan tertidur. Mungkin karena padatnya aktivitas bekerja, sehingga bagi sebagian orang menganggap suara khutbah itu lagu pengantar tidur. Tiba-tiba terlintas ide cemerlang dari Abu Nawas untuk mengatasi ini. Lalu ia berteriak, “Api.. Api.. Api..” kejut Abu Nawas dengan keras.
Sontak para jemaah terbangun dan ramai mencari sumber api yang dimaksud. “Di mana apinya, di mana”, teriak jemaah.
Abu Nawas tak menggubris kegaduhan yang dibuatnya, meski jemaahnya masih ramai terbangun dan panik. Ia tetap melanjutkan khutbah dengan tenangnya, tanpa peduli dengan pertanyaan di mana letak apinya.
Sampai pada kesempatan terselip kalimat, “Api yang dahsyat itu di neraka, bagi mereka yang lalai dalam beribadah,” ucap Abu Nawas dalam khutbahnya.
Sumber: Ketawa Sehat Bareng Ahli Fikih, Khaeron Sirin (2016).
