Menghidupkan Budaya Menghafal

KhazanahHikmahMenghidupkan Budaya Menghafal

Paparan media, hiburan, dan mudahnya akses seluruh informasi dunia di ujung jari, telah menurunkan kemampuan orang untuk mengingat informasi. Muslim saat ini melepaskan budaya menghafal yang merupakan ciri khas tradisi intelektual Islam, dengan bergantung pada situs web fiqh dan kuliah Islam online hanya dengan sekali klik. Kurangnya menghargai ingatan, berkaitan erat dengan kurangnya menghargai pengetahuan Islam.

Umat ​​Islam perlu menekankan kembali pentingnya menghafal dalam proses belajar Islam. Al-Quran dan Ilmu Islam pada mulanya disimpan dan diwariskan melalui hafalan oleh generasi awal Islam. Dengan hafalan, kita dapat membawa ilmu kemanapun bersama diri kita dan mengaksesnya dengan mudah, hanya dengan mengingat pokok-pokoknya. Menghafal tidak sama dengan memahami pengetahuan. Namun, hafalan merupakan bagian penting dan prasyarat pengetahuan. Beberapa cendekiawan Islam selalu menghafal pelajaran dan kitab yang mereka miliki, jelas sekali bahwa menghafal adalah bagian penting dari tradisi keilmuan kita.

Suatu ketika, Imam Ghazali pernah dirampok dalam perjalanannya. Dia membiarkan hartanya diambil, tetapi tidak dengan buku dan catatannya. Imam Ghazali berkata pada para perampok bahwa buku-buku itu tidak akan berguna bagi mereka tetapi sangat berharga baginya. Ia juga mengatakan bahwa buku dan catatan itu berisi pengetahuan yang selama ini telah ia miliki dengan susah payah. 

Merekapun mengembalikan buku-buku itu, sambil menjawab, “bagaimana kamu bisa mengklaim bahwa dirimu memperoleh pengetahuan dari buku-buku itu, sedangkan ketika kami mengambilnya darimu, kamu kehilangan pengetahuan itu?”. Karena pengalaman ini, Imam Ghazali menghabiskan bertahun-tahun untuk mengingat dan menghafal semua yang telah ia pelajari.

Itulah mengapa hafalan menjadi unsur yang penting dalam menjaga dan mengamalkan ilmu. Hafalan merupakan titik referensi yang mudah diakses setiap saat. Tentunya, kita tidak perlu menghafal semua pengetahuan Islam, menghafal beberapa surat pendek untuk dibaca di dalam shalat itu sudah cukup. Menghafal ayat-ayat yang berkesan bagi hidup kita dan menambahnya sedikit demi sedikit pun, dapat berdampak luar biasa bagi sistem memori kita. Menghafal merupakan kegiatan yang membudaya di kalangan santri, tetapi bukan berarti tidak dapat dilakukan secara mandiri di luar pesantren. Kita dapat mulai menghafal di rumah, atau mendatangi mesjid untuk menyetorkan hafalan kepada guru yang ada di sana.

Baca Juga  Sepenggal Kesan atas Sang Muazin Bangsa, Buya Syafii Maarif

Ingatan manusia dapat dilatih seperti otot, dan hampir semua orang dapat mencapai tingkat kemampuan mengingat sejumlah besar informasi. Dengan waktu dan usaha yang cukup, bahkan orang dewasa pun mampu melatih ingatannya. Jadi, menghafal al-Quran atau pengetahuan Islam, bukan untuk anak-anak saja. Nyatanya, para Imam dan Ulama Islam selalu melatih ingatan dan hafalannya bahkan hingga usia lanjut.

Ada beberapa tips dalam menghafal. Pertama, ialah konsentrasi. Menghafal adalah tindakan ‘kerja mendalam’ yang membutuhkan fokus, tidak bisa dilakukan sambil melakukan hal lain ata multitasking. Kedua, pelajari berbagai doa dan dzikir yang membantu dalam menghafal. Seperti mengulang surah A’la ayat 6, سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسٰىٓ, yang artinya, “Kami akan membacakan (Al-Qur’an) kepadamu sehingga engkau tidak akan lupa.”

Ketiga dan yang paling penting ialah, memahami bahwa kunci menghafal teks-teks Islam adalah keshalihan atau keluhuran budi. Imam Syafi’i pernah mengadukan kesulitannya dalam menghafal kepada gurunya, gurunya menanggapinya dengan nasihat bahwa, ilmu dari Allah bukanlah sesuatu yang akan diberikan kepada seorang pendosa. Seorang Muslim yang menuntut Ilmu dan menghafal, harus menjaga diri dari perbuatan tidak benar. 

Apa pun yang diperlukan dalam mengembangkan hafalan kita, lakukanlah. Menghafal merupakan tindakan untuk menghidupkan kembali tradisi pelestarian al-Quran dan pengetahuan Islam lainnya di dalam hati kita. Kita dapat memulai menghafal ayat-ayat, hadis. atau syair indah Islam sedikit-demi sedikit sesuai kapasitas diri, dan berdoa kepada Allah agar memberikan kemampuan untuk mencapai tujuan ini. Pengulangan adalah dasar dari menghafal. Membaca suatu kalimat berulang-ulang, mendengarkannya dari rekaman, menuliskannya dengan tangan, dan membayangkannya dalam pikiran kita, merupakan gaya menghafal yang cukup menyenangkan. Jadi, hafalkanlah sedikit kutipan dari ilmu yang dipelajari.

Selvina Adistia
Selvina Adistia
Redaktur Islamramah.co. | Pegiat literasi yang memiliki latar belakang studi di bidang Ilmu al-Quran dan Tafsir. Menuangkan perhatian besar pada masalah intoleransi, ekstremisme, politisasi agama, dan penafsiran agama yang bias gender.
Artikel Populer
Artikel Terkait