Khadijah Al-Kubro Perempuan Tangguh dan Dermawan

KolomKhadijah Al-Kubro Perempuan Tangguh dan Dermawan

Bernostalgia dengan kisah Khadijah Al-Kubro menginsafkan kita akan sosok perempuan yang tangguh nan dermawan. Dalam sejarah awal kehadiran Islam, Khadijah Al-Kubro tak pelak dipatenkan sebagai sosok yang turut berperan besar untuk mensukseskan misi dakwah Nabi Muhammad SAW.

Hari wafatnya Sayidah Khadijah Al-Kubro disebut-sebut sebagai tahun kesedihan (‘am huzni) bagi Rasulullah SAW. Sepanjang hidup Rasulullah mengarungi bahtera rumah tangga bersama Khadijah Al-Kubro dipenuhi banyak kebahagiaan dan lika-liku. Cinta dan kasih sayang Rasulullah kepada istrinya Sayidah Khadijah tak pernah lekang oleh waktu, hingga selalu disanjung dan dipujinya meski telah lama tiada.

Dengan ini Rasulullah SAW mengatakan dalam hadis yang diriwayat oleh Aisyah RA, Demi Allah, Allah tidak memberiku wanita pengganti yang lebih baik daripadanya: Dia (Khadijah) beriman kepadaku tatkala orang-orang mengingkariku. Dia (Khadijah) memercayaiku ketika orang-orang mendustakanku. Dia (Khadijah) membantuku dengan hartanya saat orang-orang tidak mau membantuku. Dialah (Khadijah) ibu dari anak-anak yang Allah anugerahkan kepadaku, tidak dari istri-istri yang lain. (HR. Ahmad No. 117).

Jasa Sayidah Khadijah begitu amat besar untuk umat Islam kala itu. Hampir seluruh kekayaan yang dimilikinya, ia korbankan untuk kepentingan memperjuangkan dakwah Rasullah SAW dan umat Islam. Ketika keadaan mencekam, orang-orang yang memegang teguh Islam mendapat siksaan. Ada yang dicambuk, badannya ditindih batu besar di tengah terik panas matahari dan penganiayaan lainnya.

Rumah Khadijah dijadikan sebagai rumah sakit. Bersama putrinya, Khadijah mengobati mereka yang disiksa. Khadijah senantiasa membantu khususnya umat Muslim yang kesulitan. Karena para Muslimah sudah dianggap sebagai saudaranya jadi ia menolong dengan memerdekakan budak-budak Muslimah dari tuan-tuannya.

Oleh kaum Quraisy, Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin ‘Abd Al-‘Uzza dijuluki Ath-Thahirah (wanita suci) karena dinilai selalu menjaga kehormatan dan kesuciannya. Menjadi terhormat karena saudagar kaya raya tidak menjadikannya angkuh. Khadijah memiliki budi yang luhur dan pekerja keras, yang telah diakui seluruh kalangan masyarakat Arab di masanya.

Baca Juga  Siti Sarah dan Siti Hajar, Ibu Monoteisme

Selama 25 tahun hidup mendampingi Rasulullah SAW, Khadijah merupakan istri yang taat dan selalu mendukung suaminya secara lahir maupun batin. Sepanjang Rasulullah SAW  menyiarkan agama Islam, cobaan berat terus datang silih berganti. Suami Khadijah ini, kerap kali mendapatkan hinaan dan fitnah bahkan siksaan yang turut menimpa umat Muslim lainnya dari kaum Quraisy. Mengetahui kesedihan dan kegelisahan Rasulullah SAW, Sayidah Khadijah senantiasa menghibur dan memotivasi agar tetap semangat menjalankan kewajibannya sebagai utusan.

Konon kekayaan Sayidah Khadijah yang bisa membeli kota Makkah seluruhnya didermakan untuk umat Islam. Namun menjelang akhir usianya, Sayidah Khadijah yang pucat dan berpakaian lusuh berwasiat agar sorban yang dikenakan Rasulullah SAW diberikan padanya.

Mendengar pintaan istri tercintanya, Rasulullah SAW lalu berucap di dekat jasad Khadijah yang mulia, Wahai Khadijah istriku sayang, demi Allah, aku takkan pernah mendapatkan istri sepertimu. Pengabdianmu kepada Islam dan diriku sungguh luar biasa. Allah Maha mengetahui semua amalanmu. Semua hartamu engkau infakkan untuk Islam. Kaum muslimin pun ikut menikmatinya. Semua pakaian kaum muslimin dan pakaianku ini juga darimu. Namun begitu, mengapa permohonan terakhirmu kepadaku hanyalah selembar sorban?  

Demikian sosok perempuan tangguh dan dermawan adalah perilaku melekat dalam diri Sayidah Khadijah. Sampai kini, kisah hidup Khadijah menjadi inspirasi bagi kaum hawa yang tak mudah gentar menghadapi berbagai cobaan. Bagi Khadijah, memperjuangkan Islam bukanlah kesalahan apa lagi menyesalinya walau harta yang dimilikinya telah habis. Ia yakin, Islam adalah agama yang benar dan ajaran rahmat.

Pengorbanan Khadijah yang dahulu terbukti tidak sia-sia. Saat ini Islam termasuk agama terbesar di dunia. Khadijah tidak hanya kecintaan Nabi SAW saja, melainkan Khadijah adalah kecintaan seluruh umat Muslim di dunia.

Artikel Populer
Artikel Terkait