KH Said Aqil Siroj: Inti Beragama adalah Bersikap Moderat

BeritaKH Said Aqil Siroj: Inti Beragama adalah Bersikap Moderat

ISLAMRAMAH.CO, Dalam ceramahnya di Malaysia, KH Said Aqil Siroj, salah satu tokoh yang masuk dalam 500 tokoh muslim paling berpengaruh di dunia dari Indonesia, menekankan agar umat Islam baik di Indonesia maupun di Malaysia untuk senantiasa bersikap moderat, yaitu sikap yang tidak ekstrem kanan maupun ekstrem kiri.

Dalam pandangan Kiai Said, sikap moderat dapat menjauhkan setiap orang dari segala bentuk radikalisme. Radikalisme sendiri tumbuh sebagai akibat dari kesalahan seseorang dalam memahami sumber rujukan beragama. Bagi kelompok radikal, peraturan hukum yang sudah ada acapkali diacuhkan dengan dalih pembenaran sepihak.

“Awal radikalisme dalam Islam terjadi saat salah satu sahabat Nabi, Abdurrahman bin Muljam melihat sikap Ali bin Abi Thalib memutuskan masalah dengan musyawarah kepada sahabat lainnya. Abdurrahman beranggapan bahwa Ali telah kafir karena tidak berhukum kepada hukum Allah dan tanpa ragu-ragu Abdurrahman membunuh sahabat Ali yang merupakan salah satu sahabat Nabi yang dijamin surga.” terang Kiai Said.

Kiai yang juga Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut mengingatkan, dalam hidup jangan sampai termakan isu apapun yang menghendaki segala bentuk radikalisme atas nama agama. Menurutnya, sejarah yang menimpa sahabat Ali sudah selayaknya menjadi renungan agar tidak sembarang bersikap radikal tanpa dibekali pengetahuan agama yang kuat.

“Jangan sampai tragedi pembunuhan yang menimpa sahabat Ali terulang lagi, jangan sampai hanya karena berbeda pandangan kita berlaku keras terhadap orang lain,” pungkas Kiai yang juga Guru Besar dalam bidang tasawuf itu.

Sejarah Sahabat Ali menurut Kiai Said harus menjadi pengingat bahwa inti beragama adalah bersikap moderat, yaitu tetap dalam pijakan jalan tengah, dengan tidak condong pada golangan tertentu dan tidak pula condong pada golongan yang lain. Kiai Said memberi pesan, berbeda pandangan adalah hal yang wajar, namun jangan jadikan perbedaan itu sebagai alat legitimasi untuk melakukan kekerasan dan kebencian.

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.