Gus Mis: Afghanistan Baru Harus Mengedepankan Kepentingan Bersama

Dunia IslamGus Mis: Afghanistan Baru Harus Mengedepankan Kepentingan Bersama

Kabar Taliban menguasai sebagian besar wilayah di Afghanistan, termasuk ibu kota Kabul menjadi berita besar di dunia. Apalagi kabar tersebut disertai dengan eksodusnya Presiden Ashraf Ghani ke Tajikistan tidak lama sebelum milisi Taliban merebut istana kepresidenan. Masa depan Afghanistan sejatinya dapat mengedepankan kepentingan bersama. “Afghanistan akan memasuki era baru. Setelah penarikan pasukan Amerika Serikat paling lambat akhir Agustus ini, maka Afghanistan akan memasuki lembaran baru. Berbagai faksi di dalam Afghanistan harus duduk bersama untuk membentuk pemerintahan yang dapat merepresentasikan seluruh faksi politik”, ujar Zuhairi Misrawi, pengamat politik Islam dan Timur-Tengah (16/8).

Diketahui, bahwa saat ini sedang berlangsung perundingan intensif di antara berbagai faksi Afghanistan di Doha, Qatar, untuk menentukan pemerintahan bersama, yang juga disertai oleh Amerika Serikat. “Masa depan Afghanistan ditentukan oleh hasil pertemuan di Doha. Dunia sedang menunggu pemerintahan baru yang akan menjadi zaman baru bagi Afghanistan”, tambah sosok yang akrab dipanggil Gus Mis ini.

Amerika Serikat yang selama ini berperan dalam politik dalam negeri Afghanistan telah memilih jalan untuk fokus pada pembangunan infrastruktur dan ekonomi dalam negeri di tengah krisis dan pandemi dengan menarik seluruh pasukannya. “Krisis ekonomi dalam negeri Amerika Serikat telah memaksa negara adidaya itu untuk menarik pasukan dari Afghanistan. Anggaran yang dikeluarkan AS untuk Afghanistan dalam beberapa dekade terakhir sangat besar, sehingga menyebabkan AS mengalami krisis”. Kata kuncinya, kepentingan dalam negeri lebih utama bagi AS di bawah pemerintahan Biden”, pungkasnya.

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.