Generasi Milenial Peneduh Situasi Panas Politik Nasional

BeritaGenerasi Milenial Peneduh Situasi Panas Politik Nasional

ISLAMRAMAH.CO, Situasi dan kondisi politik Nasional kini memasuki masa-masa panas. Sebab, tidak kurang dua bulan lagi masyarakat Indonesia akan menyelenggarakan pesta demokrasi dengan memilih para calon pemimpin negara dan bangsa. Akibat kondisi ini, banyak perselisihan mudah ditemukan baik di media sosial maupun di dunia nyata. Menyikapi hal ini, generasi milenial dianggap mampu menjadi peneduh situasi politik yang kian memanas.

Menurut Bakhrul Amal, salah satu dosen di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA), generasi milenial adalah harapan untuk mendinginkan politik Tanah Air. Pasalnya, generasi milenial memiliki independensi yang kuat atas partai politik. Kondisi ini menjadikan milineal sebagai pihak yang paling netral untuk menyikapi situasi politik mutakhir. “Situasi tersebut sebenarnya adalah hal yang wajar mengingat esensi dari demokrasi adalah kebebasan berpendapat,” kata Bakhrul, Selasa (12/2).

Perkembangan politik mutakhir dinilai oleh Bakhrul telah menyebabkan segresasi sosial yang cukup tajam di mana antar anak bangsa saling hujat dan menghakimi polihan politik yang berbeda. Apalagi ditambah dengan maraknya penyebaran informasi palsu (hoaks) dan ujaran kebencian. “Seperti dengan menebarkan hoaks, melakukan ujaran kebencian, dan bertindak yang memunculkan keputusasaan untuk saling bersaudara,” tambahnya.

Dalam konteks ini, generasi milenial dinilai sebagai pihak yang menjadi kunci untuk mendamaikan segala bentuk pertentangan politik di antara anak bangsa. Generasi milenial diharapkan menyuarakan pesan-pesan damai untuk terciptanya situasi dan kondisi politik nasional. “Generasi milenial adalah arus besar yang punya potensi key opinion leader dalam perdebatan politik dan membuka jalan pikiran atau sikap ketiga dalam politik,” jelasnya.

Bakhrul juga menambahkan bahwa pemilu semestinya menjadi momentum persatuan anak bangsa dan bukan justru pertentangan dan perpecahan. “Pemilu itu justru sarana untuk saling menguatkan, beradu ide demi mengumpulkan energi terbesar bagi kebaikan bangsa kedepan,” pungkasnya.

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.