Kendati kita sudah berupaya belajar dengan baik, kerap kali materi yang dipelajari tiba-tiba lenyap dalam ingatan. Kondisi ini membuat diri kita terkadang merasa payah dalam menuntut ilmu dan hampir dibuat menyerah. Padahal, pada momentumnya pelajaran tersebut tengah amat dibutuhkan, baik keperluan ujian maupun dalam situasi urgen lainnya.
Dalam kitab Bughyatul Mustafid karya Muhammad Al-Arobi membagikan pengalamannya dengan sebuah doa belajar yang dinilai membantu bagi murid yang memiliki permasalahan tersebut.
Doa sebelum belajar:
اَللّٰهُمَّ إِنّ۪ي أَسْتَوْدِعُكَ جَم۪يعَ مَآ أَنْظُرُهُ ف۪ي هٰذَا الْكِتَابِ حَتّٰي تَرُدَّهُ عَلَيَّ ف۪ي وَقْتِ احْتِيَاج۪ي إِلَيْهِ
Ya Allah, aku menitipkannya kepada-Mu semua yang aku lihat dalam buku ini sampai Engkau mengembalikannya kepadaku pada saat aku membutuhkannya.
Doa ketika berdiskusi:
اَللّٰهُمَّ إِنّ۪ي أَسْتَوْدِعُكَ جَم۪يعَ مَآ أَسْتَف۪يدُهُ مِنْ هٰذَا السَّيِّدِ أَوْ ف۪ي هٰذَا الْمَجْلِسِ حَتّٰي تَرُدَّهُ عَلَيَّ ف۪ي وَقْتِ احْتِيَاج۪ي إِلَيْهِ
Ya Allah, saya menitipkan semua yang aku peroleh dari tuan atau majelis ini, sampai Engkau mengembalikannya padaku saat aku membutuhkannya.
Dari penulis kitab mengatakan, “Saya telah mengamalkannya, dan terbukti, meski saya memiliki kemampuan memahami pelajaran terbatas, karena barokah doa ini saya diberi kemudahan.”
Demikian doa ini dapat diamalkan sebagai wasilah keberkahan. Semoga bagi para murid, kita diberi kekuatan untuk menghadapi pahitnya menuntut ilmu dan kemudahan untuk senantiasa menjaga semangat agar tidak surut dalam belajar, demi meraih keridhaan Allah SWT. Sebagaimana yang dikatakan Imam Syafi’i, barangsiapa tidak mau merasakan pahitnya menuntut ilmu walau sesaat, maka ia akan menelan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya.
