NU Menjaga Perdamaian Dunia

BeritaNU Menjaga Perdamaian Dunia

ISLAMRAMAH.CO, Tepat hari ini, 31 Januari 2020, Nahdlatul Ulama (NU) genap berusia 94 tahun. Di tengah berbagai dinamika sosial, keagamaan dan politik di Indonesia maupun dunia, tantangan NU menjadi makin kompleks. Berbagai peran NU seperti menjaga moderasi beragama, mewujudkan politik yang bermoral, melestarikan budaya adiluhung, mewujudkan kemandirian ekonomi, sampai membumikan paham ahlussunnah wal jamaah, menjadi tanggung jawab yang harus terus dilakukan secara istiqamah.

Sebagai organisasi besar dengan puluhan juta suara dari pengikutnya yang tersebar hingga desa-desa, NU merupakan basis massa yang kuat sekaligus terbesar dalam sejarah ormas keagamaan di dunia. NU dapat diterima oleh masyarakat karena keluwesannya dalam memperjuangkan kemaslahatan secara luas. Empat prinsip yang dipegang teguh NU dalam ruang kemasyarakatan adalah tawasut (sikap tengah) dan I’tidal (adil), tasamuh (toleran), serta tawazun (seimbang).

Tanggung jawab sosial NU menjadi kian berat jika melihat realitas di tengah masyarakat yang saat ini rentan digulung perpecahan dengan mencuatnya ego antarkelompok hingga SARA. Krisis di tubuh masyarakat tak akan reda jika semua kalangan terus berdiri pada kepentingan kelompoknya. NU mempunyai tanggung jawab moral sekaligus sosial untuk merukunkan kembali perpecahan yang sempat terjadi akibat benturan-benturan politik dan keagamaan.

Sedari awal berdiri, NU memilih sikap di tengah. Sikap ini menegaskan, NU bukan bagian dan memihak satu kelompok tertentu. NU juga tak berhenti menggaungkan toleransi antarumat di Indonesia yang beragam. Hal itu menunjukkan sikap dan kelenturan NU dalam menyikapi persoalan-persoalan. Keberagaman di Indonesia, atau bahkan di dunia merupakan keniscayaan dan rahmat Allah Swt yang harus terus dijaga. Karena itu, persatuan dan keharmonisan masyarakat adalah kunci untuk merawat kebhinekaan yang ada.

Baca Juga  Gus Muwafiq: Tidak Perlu Memaksa Umat Islam Menjadi Arab

Bagi nahdliyin, menjunjung tinggi kemanusiaan menjadi keharusan. Sikap toleransi sering kali diwujudkan NU dalam kegiatan yang melibatkan warga lintas suku, ras, dan agama. Perbedaan agama, suku, etnik, bahasa bahkan budaya bukan menjadi penghalang untuk tidak berbuat adil kepada sesama manusia. Inilah yang menjadi kekuatan besar NU sehingga dapat diterima dan memayungi semua kelompok masyarakat. Tentu, tantangan NU di masa mendatang makin berat, bukan hanya menjaga perdamaian Indonesia, tetapi juga bisa mewujudkan peramaian dunia.

Artikel Populer
Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.