Belajar Islam Di Pesantren, Bukan Di Media Online

BeritaBelajar Islam Di Pesantren, Bukan Di Media Online

ISLAMRAMAH.CO, Perkembangan dunia terakhir mengalami tingkat kepesatan luar biasa di bidang teknlogi dan informasi. Informasi dari berbagai penjuru dunia dengan mudah bisa diakses oleh siapapun selama gadget seluler terhubung dengan internet. Di tengah kepadatan arus informasi di media social itu, Muhammadiyah bersikukuh mempertahankan cara tradisional dalam mempelajari Islam, yakni belajar di pesantren, dan bukan di media online.

Menurut Sekretaris Jenderal Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, Kajian Islam dengan tatap muka langsung dengan guru (Kiai) tidak bisa digeser melalui Pendidikan agama melalui media online. Pasalnya, menurutnya menimba ilmu di pesantren lebih bisa dipertanggung jawabkan daripada belajar di media online.

“Bagaimana pun juga cara-cara tradisional akan tetap lebih punya makna dan lebih bisa dipertanggungjawabkan secara isi dibandingkan dengan mereka yang belajar secara online,” katanya seperti dikutip cnnindonesia.com, 8 Juli. “Muhammadiyah punya kajian yang beda dengan ustaz di media sosial.”

Menurut Mu’ti, mereka yang belajar dengan menonton kajian ustadz melalui media sosial hanya dapat melakukan interaksi satu arah tanpa pendamping. Selain itu, kajian yang ditampilkan di media sosial umumnya juga tak disertai referensi yang jelas. Waktunya pun sangat singkat karena terbatas durasi antara dua hingga lima menit. “Sehingga begitu mereka mendapat informasi yang keliru, akibatnya bisa menjadi sangat serius. Jadi itu semacam tren yang akan come and go,” pungkasnya.

Artikel Populer
Artikel Terkait

2 KOMENTAR

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.