Shalawat memiliki keistimewaan yang begitu dahsyat. Para ulama dan kiai-kiai terdahulu hingga saat ini pun senantiasa bershalawat sebagai perantara doa kepada Allah Swt. Shalawat juga merupakan sebab mendapatkan syafa’at dari Nabi Muhammad Saw.
Meskipun demikian, berbeda halnya dengan KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Tujuan Gus Dur bershalawat beda dan bukan hanya sebagai perantara doa dan sebab untuk memperoleh syafaat Nabi Muhammad semata.
Pernah suatu ketika Gus Dur membukan acara NU. Sebagaimana layaknya sebuah acara di lingkungan NU, acara acapkali dibuka dengan lantunan shalawat. Gus Dur meminta para hadirin membaca shalawat untuk Nabi terlebih dahulu. Kontan saja semua hadirin bershalawat dan suasana terlihat ramai. Beberapa saat setelah itu, suasana kembali hening.
Rupanya, shalawat bagi Gus Dur bukan sekedar mencari pahala, namun juga membantunya mengetahui keadaan dan situasi pertemuan.
“Tujuan shalawat tadi, selain dapat ganjaran (pahala), juga biar saya tahu berapa banyak peserta yang hadir. Soalnya saya ngga ngeliat seh. Ya sudah dengan shalawat saja,” terang Gus Dur.
Para hadirin pun tertawa atas rahasiswa Gus Dur itu.
